BNNP Riau Keluhkan Kantor dan Tempat Rehab
PEKANBARU (HR)-Badan Nasional Narkotika Provinsi Riau mengaku tidak memiliki kantor yang representatif sebagai pusat kegiatan sehari-hari.
Begitu juga dengan tempat rehabilitasi yang akan menampung dan merawat para pecandu narkotika.
Hal tersebut tentunya berdampak pada tidak optimalnya kinerja dan tujuan akhir dari program yang dicanangkan intitusi yang dikomandoi Kombes Pol Ali Pranaka selaku Kepala BNNP Riau.
Demikian diungkapkan Kepala BNNP Riau, Kombes Pol Ali Pranaka, melalui Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Riau, Pino Tobing, Jumat (11/9).
Dikatakan Pino, saat ini BNNP Riau berkantor di Jalan Pepaya Pekanbaru, dimana lahan dan bangunan tersebut merupakan pinjaman dari instansi lain.
"Kantor sekarang kita minjam. Kalau mereka (instansi pe-minjam,red) mau pakai, hengkanglah kami," ujar Pino saat bincang-bincang dengan Haluan Riau.
Selain itu, sebut Pino, keadaan bangunan saat ini sangat tidak layak dan tidak representatif untuk instansi yang memiliki frekuensi dan mobilisasi yang tinggi untuk memberantas dan mencegah penyalahgunaan narkotika di Riau.
"Bangunan sekarang sangat tidak layak. Bisa dilihat. Kadang-kadang, para pengguna yang dapatkan dari giat (kegiatan,red) razia harus tidur di lorong-lorong ruangan. Begitu juga dengan fasilitas lainnya," lanjut Pino.
Pino juga menyebut kalau permasalahan lain yang tidak kalah mendesak yakni tidak adanya
gedung rehabilitasi untuk menampung para pengguna dan pecandu narkotika. "Selama ini, pecandu narkotika menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa Tampan dan SPN Pekanbaru. Karena kita titipkan di sana, tentu tidak maksimal," lanjut Pino.
680 Orang
Saat ini pihaknya telah menjaring sebanyak 680 orang untuk dilakukan rehabilitasi.
Selama ini, sebutnya, para pengguna tersebut kebanyakan menjalani rawat jalan.
Hal tersebut karena minimnya fasilitas di tempat rehabilitasi yang ada sekarang untuk melakukan rawat inap. "Seharusnya menjalani rawat inap. Meski harus rawat jalan, harus dengan perawatan yang maksimal. Jadi, mau dikemanakan rakyat Riau ini," imbuh Pino.
Dijelaskan Pino, saat ini BNN RI telah mengalokasikan dana untuk pembangunan kantor dan tempat rehabilitasi. Namun yang jadi permasalahan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan lahan yang cocok untuk membangun kantor dan tempat rehabilitasi.
"BNN itu punya dana. Namun lahan itu yang belum ada. Kita sudah melakukan berbagai upaya dengan melakukan dengan instansi terkait, namun hingga kini belum ada hasilnya. Lahan yang kita butuhkan sekitar dua hektar," pungkas Pino.(dod)