LAMR Inhu Tepung Tawari Pj Bupati
Tepung tawar, salah satu prosesi Adat Melayu, yang biasanya dilakukan pada acara pernikahan, sunatan, menabalkan nama, menyambut jamaah haji, syukuran, menyambut tamu agung, dan lainnya.
Nama tepung tawar diambil dari salah satu bahan yang ikut dalam ramuan tepung tawar. yakni berupa tepung beras yang dicahar atau digiling kemudian dicampurkan dengan air yang telah didoakan sebelumnya.
Terlepas dari sebagian pendapat yang memvonis prosesi ini bid’ah, mubazir, peninggalan hindu, dan anggapan lainnya, inilah khazanah budaya bangsa, yang masih lestari di bumi Melayu. Tak Melayu Hilang di bumi. Tanah Bertuah Adat Terjaga.
Demikianlah motto orang Melayu, yang turun temurun menghuni sebagian besar persada nusantara. Acara tepung tawar dilakukan diiringi lantunan shalawat nabi dan Marhabban.
Untuk menyambut kehadiran pimpinan baru di Indragiri Hulu dan sekaligus mendoakannya, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Indragiri Hulu menggelar acara tepung tawar yang ditujukan kepada Pj Bupati Inhu dan istri. Acara dilaksanakan, Selasa (8/9) di Gedung LAMR Inhu.
Hadir dalam acara tersebut, ketua Dewan Pengurus Harian LAMR Inhu, Zulkifli Gani, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Bahtaram, anggota DPRD Inhu Encik Afrizal, asisten II Isdjarwadi, Kadispora Budsata Armansyah dan undangan lainnya, termasuk para datuk dan datin Melayu.
Zulkifli mengungkapkan, pemimpim tidak hanya untuk di dunia saja, namaun harus bisa mengajak yang dipimpin selamat di akhirat. "Acara ini ditujukan menyambut pemimpin baru agar dapat menjalankan amanah yang diberikan dengan baik dan mendoakan agar apa yang diinginkan masyarakat dapat tercapai, sehingga dapat tercipta ketentraman dan kedamaian," ungkapnya.
Zulkifli juga menyatakan, doa juga diperuntukkan untuk pelaksanaan Pilkada Inhu 2015 dapat berjalan damai, aman, tertib dan bermartabat sehingga pada akhirnya menempatkan pemimpin yang bermartabat dan amanah berdasarkan agama dan adat negeri.
Zulkifli mengatakan. masyarakat Inhu adalah masyarakat majemuk, jika ada perbedaan pendapat harus dijadikan sebagai alat bersatu, sesuai alur patut dan tunjuk ajar yang ada di bumi Melayu ini.
Sementara itu, Encik Afrizal mewakili DPRD Inhu mengapresiasi acara tepuk tepung tawar yang dilaksanakan LAMR Inhu. "Ini menjaga tingkat budaya dan adat di Bumi Melayu, seperti pepatah melayu yang menyatakan, Biar Mati Anak Asalkan Jangan Mati Adat. Ini bisa positif membantu pemerintah dalam membangun Inhu yang baik menjadi lebih baik.
Pj Bupati Inhu, Kasiarudin mengatakan, sejarah membuktikan bahwa Melayu terus berkembang dan menjadi jati diri bangsa di seluruh penjuru Tanah Air. "Sudah seharusnya kita yang hidup di Bumi Melayu dapat menjaga jati diri bangsa dan peran LAMR Inhu sangat penting menjaga kelangsungan adat.
Kasiarudin berharap agar LAMR Inhu dan pemerintah dapat bersama-sama menginventarisasi adat di Inhu, sehingga kebudayaan serta adat di Inhu terus terjaga. Diyakini LAMR Inhu bisa menjadi payung etnis di Inhu untuk menjaga nilai-nilai adat yang ada, tanpa harus menghilangkan jati diri.