Masyarakat Beralih Gunakan Angkutan Darat
PEKANBARU(HR)-Pasca terganggunya aktivitas di Bandara SSK II Pekanbaru, akibat kabut asap, masyarakat memilih beralih ke jalur angkutan darat dalam melakukan perjalanan. Sehingga terjadi peningkatan aktivitas yang signifikan di Bandar Raya Payung Sekaki Pekanbaru.
"Saya mau berangkat ke Padang, sebenarnya mau pakai pesawat, karena terganggu asap, Saya pilih pakai angkutan darat saja. Karena ada urusan penting di kampung.
Sudah dua hari kami tunggu di Bandara SSK II untuk berangkat, tapi belum juga ada kepastian, biarlah lama sampainya, yang penting jelas," kata Rono, warga Jalan Bukit Barisan, Minggu (7/9).
Sementara itu, Roni, yang akrab disapa Opung, seorang penjual tiket di BRPS mengatakan selam tiga hari ini, aktivitas di BRPS memang ramai dikunjungi calon penumpang. Saat ditanya, apakah senang dengan keadaan kabut asap sekaran ini, Opung menepisnya dengan mengatakan, ini hanya sementara.
Masyarakat
"Ndak senanglah, manalah senang, ini kan sementara saja, tapi kalau Abang tanya banyak tiket yang terjual, memang iya. Meningkatlah sampai 50 persen," kata Opung menimpali.
Opung menyebut, meski terjadi peningkatan penumpang di jalur darat, namun harga tiket yang dijual di loket masih berlaku sama dengan harga normal.
Karena pihak pengelola sudah melakukan kenaikan saat hari Raya Idul Fitri kemarin.
Syaiful Alam yang baru saja terpilih sebagai Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) juga mengakui adanya peningkatan penumpang di jalur angkutan darat.
Ia menyebut peningkatan yang terjadi hingga 20 persen dari kondiosi normal atau dalam keadaan tidak berkabut asap.
"Yang meningkat drastis sampai 10 persen itu, untuk jalur angkutan darat dari Pekanbaru, menuju Padang, Sumatera Barat, meski demikian kami tidak lengah. Artinya kami dari Organda tetap akan mengutamakan keselamatan penumpang. Asalkan calon penumpang menggunakan angkutan darat yang resmi," tandasnya.
Belum Normal
Sementara itu, aktivitas di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Minggu (7/9), masih belum normal.
Pasalnya hingga pukul 10.10 WIB, belum ada kegiatan penerbangan baik untuk kedatangan maupun keberangkatan. Jarak pandang belum normal menyebabkan tidak memungkinkan untuk melakukannya.
"Masih terkendala kabut asap, tadi pagi pukul 07.00 WIB, jarak pandang hanya sekitar 300 meter, kemudian berangsur membaik hingga ke tingkat normal di kisaran 1.000 meter pada pukul 09.30 WIB. Sekarang jarak pandang sudah normal, tapi belum ada pesawat yang datang," kata Hasnan, Airport Duty Manager SSK II.
Berdasarkan jadwal, kata Hasnan, seharusnya pada pukul 10.00 WIB, sudah ada enam jadwal kedatangan pesawat dari Jakarta dan Bandung, namun hingga pukul 10.30 WIB belum juga ada yang berangkat.
Selain jadwal penerbangan yang terganggu karena kabut asap, ada tiga maskapai yang membatalkan jadwal penerbangannya dari dan menuju Bandara SSK II.
"Seperti Citilink yang saat normal memiliki 12 jadwal penerbangan dari dan menuju SSK II, namun hari ini hanya 2 jadwal. Ada juga Lion dan Garuda yang membatalkan beberapa jadwal penerbangannya ke sini. Mereka masih takut pada kondisi asap yang tak menentu,” katanya.
Sementara itu, saat Haluan Riau coba menanyakan berapa kerugian secara ekonomi akibat kabut asap yang terjadi terhadap PT. Angkasa Pura II, sebagai pengelola Bandara Sultan Syarif Kasim II, Dani Indra Iriawan, General Manager Bandara SSK II menjawab belum bisa dihitung secara pasti, karena masih menunggu laporan dari bagian komersil. Yang jelas katanya pihak bandara telah kehilangan dari biaya parkir pesawat, landing fee dan airport tax atau passenger service charge(PSC).
"Meski demikian, pihak Angkasa Pura II terus menginstruksikan kepada manajemen Bandara SSK II agar terus melayani setiap calon penumpang dengan baik dan maksimal," tandasnya.(her)