Masyarakat Diminta Waspada Karhutla
SELATPANJANG (HR)-Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti mengimbau seluruh masyarakat agar waspada terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Warga diminta untuk tidak melakukan pembakaran lahan atau pembakaran saat membuka lahan pertanian atau perkebunan.
Bahkan bagi masyarakat perokok saat membuang puntung rokoknya harus memastikan memadamkan apinya terlebih dahulu, baru kemudian dibuang. Puntung rokok yang masih berapi sangat berpotensi mengakibatkan kebakaran.
Untuk itu kepada seluruh masyarakat diharapkan partisipasinya menjaga wilayah masing-masing untuk tidak terjadi kebakaran.
Dan jika terdapat titik panas atau kebakaran, maka dengan segera memadamkannya.
"Siapapun yang menyaksikan ada kebun atau lahan yang sedang terbakar, maka segera dilakukan tindakan. Tindakan secara langsung memadamkan api, sekaligus memberitahukan kepada petugas. Baik di tingkat desa, kecamatan maupun di tingkat kabupaten,"ungkap Penjabat Bupati Kepulauan Meranti H Edy Kusdarwanto, melalui Kabag Humas Setdakab Meranti Ery Suhairi, kepada Haluan Riau di Selatpanjang Kamis kemarin.
Disebutkannya, musibah kebakaran hutan dan lahan yang pernah terjadi di Meranti, menjadi pengalaman pahit bagi semua pihak.
Banyak kerugian material dan moril atas terjadinya Karhutla tersebut. Terutama menjatuhkan perekonomian masyarakat akibat ludesnya sumber mata pancaharian. Seperti terbakarnya kebun karet dan juga perkebunan sagu.
Untuk itu kita berharap pengalaman pahit tersebut tidak akan terulang kembali. Sebab kondisi atau topografi tanah di Meranti yang terdiri dari tanah gambut, sangat rentan terjadinya kebakaran.
Dan lebih parah lagi, jika terjadi kebakaran, maka untuk memadamkannya juga tidaklah mudah. Api yang terdapat di dalam tanah gambut, akan merembes atau menjalar lewat bawah tanah. Sehingga di atas tampaknya hanya asap saja yang mengepul, sementara di bawah tanah justru apinya sudah membara,"kata Ery.
Disebutkannya, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di luar Meranti sangat jauh berbeda dengan yang terjadi di tanah gambut.
Kalau di daratan, api cukup meludes tanaman atau yang terdapat di permukaan tanah saja, namun tanahnya tidak ikut terbakar.
Sehingga jauh lebih mudah mengatasi kebakaran di daerah darat, dibanding kejadiannya di daerah gambut seperti di Meranti.
Untuk itu kita sangat berharap kepada seluruh pihak, baik masyarakat pedesaan maupun pihak perusahaan dan para pemiliki kebun sagu diminta partisipasinya agar sama-sama menjaga supaya terhindar dari musibah kebakaran tersebut,”pintanya.
Sementara itu, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Z. Pandra Arsyad SH MSi, saat dikonfirmasi terkait ancaman Karhutla yang terjadi di wilayah hukum Kepulauan Meranti mengakui hingga siang kemarin hanya ada satu titik api (hot spot), terdapat di Desa Bandul Kecamatan Tasik Putri Puyu.***