Maestro Pemusik Gambus Meranti Telah Tiada
SELATPANJANG (HR)-Tak banyak penyanyi atau pemusik Indonesia yang bisa melegenda. Namun sosok Tengku Hasan walaupun tidak begitu terkenal namanya di tanah air, ia seorang pemetik gambus menjadi panutan bagi para pemusik Melayu dan instrument lainnya khususnya di Selatpanjang Kepulauan Meranti.
Tapi kini Tengku Hasan sudah menutup mata untuk selama-lamanya. Tengku Hasan tutup usia pada Minggu, tanggal 30 Agustus 2015 lalu. Banyak pihak merasa kehilangan atas kepergiannya tak terkecuali pihak Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Meranti.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Sekretaris Drs H Ismail Arsyad mengatakan, masyarakat Meranti maupun Propinsi Riau sangat kehilangan sosok pemain alat musik tradisional yang legendaries itu.
Karena almarhum dikenal sebagai sosok yang telah mengharumkan nama Selatpanjang dan Riau di kancah nasional maupun internasional berkat kepiawaiannya bermain musik.
"Kita merasa kehilangan terhadap sosok Tengku Hasan yang telah mendahului kita. Namun karya-karya beliau tidak akan pernah hilang. Dan ia merupakan salah satu putra terbaik yang mengharumkan nama daerah lewat karya musiknya,"aku Ismail.
Ketika beliau masih hidup, sebut Ismail. mendiang sebenarnya kesehariannya berprofesi sebagai nelayan. Namun entah kenapa hanya dirinya yang bisa mewarisi kepiawaian orangtuanya yang merupakan seorang pemain gambus.
Dia anak ke-8 dari 12 bersaudara, tapi hanya ia yang bisa memainkan gabus," sebut Ismail sebagaimana diceritakan mendiang ketika masih hidup.
Dikatakan, saat usia 14 tahun, Tengku sudah punya gambus sendiri. Kerangka gambus bersenar tujuh itu dia buat sendiri dari kayu pilihan. Dan gambus yang telah berusia 60 tahun silam itulah yang dia petik setiap malam seraya mengalunkan lagu Melayu dan puji-pujian terhadap yang Maha Esa.
Walau tinggal di Selatpanjang, yang pada zaman dahulu merupakan sebuah perkampungan kecil, namun pada usia muda justru sudah menjelajahi benua Eropah 35 tahun silam. Dia pernah tampil di Belanda dan Perancis.
Di tanah air, sehari setelah dari Eropa, Tengku berhasil pula mengantarkan Riau meraih juara lagu tradisional di Taman Mini Indonesia Indah.
"Kami mengalahkan 25 provinsi. Waktu itu, sekalian main, saya yang menyanyikan lagu Lancang Kuning," ungkap Ismail mengenang.
Mendiang semasa hidupnya juga pernah menghibur Sultan Siak dan tentara yang baru saja selesai perang melawan penjajah di Selatpanjang.
Mendiang juga pernah melontarkan harapannya kepada kaum muda di Meranti agar melestarikan music tradisionil dan khas musik Melayu. Sehingga musik Melayu tetap menjadi tuan rumah di negeri yang kaya akan budaya itu. (jos)