Daya Beli Masyarakat Turun Drastis
LUBUK BASUNG (HR)-Pedagang di Pasar Inpres Padang Baru, Lubuk Basung, Kabupaten Agam, kini mengeluh. Pasalnya, daya beli masyarakat turun drastis.
“Yang paling parah melorotnya adalah omset pedagang perhiasan perak, emas, dan pakaian jadi. Turunnya omset mereka sampai sekitar 70 persen. Bahkan ada pedagang pakaian jadi tidak p acah talua seharian,” kata Zal (30) salah seorang pedagang, Senin (31/9) di pasar tersebut.
Menurutnya, baru kali ini omset dagangannya jatuh seperti itu. Bukan saja di Pasar Inpres Padang Baru Lubuk Basung, tetapi juga di Pasar Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, dan di Pasar Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara.
“Payah kini, dari pagi belum ‘pacah talua.’ Walau demikian minum kopi siang ini perlu juga,” ujar pedagang ‘babelok’ itu, sambil mereguk kopi manisnya di kedai minum dalam pasar, yang tidak jauh dari tempatnya berjualan.
Hal senada juga dikeluhkan rekannya sesama pedagang, Edi. Menurut Edi, sampai siang hari itu, ia baju ‘pacah talua,’ sepasang pakaian seragam murid Sekolah Dasar.
Lain lagi cerita Win (43), pedagang kerajinan perak. Menurutnya, omsetnya langsung anjlog 60 sampai 70 persen. Ia sendiri merasa heran, tidak biasanya hal seperti itu terjadi. “Jatuh drastis, baru kali ini terjadi. Sudah belasan tahun saya menekuni pekerjaan ini,baru kali ini mengalami hal sepeti ini,” ujarnya. Baik Zal, Edi, dan Win menduga,melemahnya daya beli masyarakat dipicu murahnya harga sawit dan karet rakyat. Sawit rakyat kini hanya Rp400 sampaiRp500 per kilogram. Sedangkan harga Rp6.000 per kilogram.
Lain lagi cerita toko emas. Menurut Safar dan Is, dua pedagang yang berjualan di Pasar Inpres Padang Baru Lubuk Basung, dan beberapa pasar rakyat di Agam belahan barat, kini yang banyak masyarakat menjual perhiasan emasnya daripada membeli. Ia pun menduga, penyebabnya adalah murahnya harga sawit.
Namun pedagang lauk pauk dan sayur, masih bisa tersenyum, karena dagangannya juga laris manis, karena kebutuhan tersebut memang setiap hari dibutuhkan masyarakat. (msm/aag)