Kabut Asap Tebal, Siswa Diliburkan
PEKANBARU (HR)-Kabut asap tebal masih saja membuat aktivitas masyarakat di Bumi Lancang Kuning terganggu. Bahkan Pemkab Pelalawan mengambil kebijakan untuk meliburkan siswa di tiga kecamatan di kabupaten itu. Hal ini disebabkan kabut asap yang makin parah melanda kawasan tersebut.
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Siak yang membuat Bupati Siak H Syamsuar mengambil kebijakan meliburkan para siswa di Negeri Istana. Sebab, kabut asap yang tebal dikhawatirkan bisa mengganggu kesehatan siswa. Namun bila cuaca kembali membaik,
Kabut maka para siswa akan diminta kembali masuk sekolah.
Hingga Kamis (27/8), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mencatat, ada empat titik panas yang terpantau berada di Riau. Beberapa hari sebelumnya, titik panas sempat menghilang.
Perihal diliburkannya siswa di Kabupaten Pelalawan, dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan Pelalawan, Syafruddin Kamal melalui Kabid Kurikulum Salbiah. Dikatakan, kebijakan itu berlaku di tiga kecamatan, yakni Bandar Petalangan, Bunut dan Pangkalan Kuras.
Kebijakan itu diambil setelah Disdik Pelalawan menerima laporan UPTD Pendidikan dari tiap kecamatan dan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Pelalawan.
"Untuk sementara kebijakan libur untuk dua hari hari, yakni Kamis dan Jumat (27-28/8) kemudian masuk lagi pada hari Sabtu. Libur ini situasional, kalau asap sudah reda siswa kembali belajar. Namun jika makin parah dan membahayakan kesehatan siswa, maka bisa diliburkan kembali," terangnya.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Pelalawan Dr Endid R Pratiknyo mengatakan, sejauh ini telah ditemukan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) akibat kabut asap di sejumlah kecamatan. Di antaranya Kecamatan Kerumutan, Langgam, Pangkalan Kuras dan Pangkalan Lesung.
Dalam hal ini, pihaknya telah mengintruksikan seluruh Puskesmas untuk siaga 1x24 jam. Hal ini untuk menjamin pelayanan kesehatan di saat kondisi udara ekstrim seperti saat ini. Selain itu pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, memberikan rekomendasi meliburkan siswa mengingat dampak asap berbahaya bagi kesehatan.
Sementara itu, Kepala BPBPKD Pelalawan, Hadi Penandio mengaku saat ini hotspot nihil, dan hasil pemantauan lapangan juga tidak ditemukan titik api. Saat ditanya soal helikopter yang hilir mudik membawa kantong water bombing, ia mengaku helikopter tersebut memadamkan api di daerah Rengat Kabupaten Indragiri Hulu.
Sementara itu, Bupati Siak H Syamsuar juga telah mengeluarkan instruksi untuk meliburkan para siswa, karena kabut asap yang kian tebal. "Sesuai instruksi Pak Bupati, ini dilakukan karena kabut asap kian tebal. Bila dipaksa bersekolah, dikhawatirkan siswa kita terserang penyakit," ungkap Kepala UPTD Pendidikan Mempura, Ay Rizal.
Hal itu dibenarkan Kepala SDN 05 Siak, Teti Hera. Menurutnya, libur akan diberlakukan hingga kondisi udara di Siak membaik. "Nanti bila cuaca sudah membaik, baru nanti anak-anak akan masuk kembali," ujar Teti.
Ditambahkannya, sesuai instruksi Bupati Siak, para siswa akan diliburkan selama tiga hari, mulai dari Kamis hingga Sabtu.
Dari Pekanbaru, sataus siaga darurat Karhutla di Riau akhirnya diperpanjang dari 31 Agustus menjadi hingga 30 September mendatang. Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi kemungkinan masih terjadinya Karhutla, karena masih ada kemungkinan pihak tertentu yang melakukan pembakaran lahan.
"Dengan pertimbangan BMKG, kondisi angin, niat masyarakat masih ada yang mau bakar, untuk mengantisipasinya hal-hal ke depan, banyak yang meminta status siaga darurat ini diperpanjang," terang Danrem 031/WB Brigjen Nurendi.
Sedangkan Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, perpanjangan status itu diperlukan untuk penanganan Karhutla yang lebih baik di Riau.
"Dari keterangan pak Danrem dan seluruh pihak, saya rasa masih perlu diperpanjang, untuk lebih mengambil tindakan menjaga situasi,"ujar Plt Gubri.
Sementara itu, jajaran Polres Indragiri Hulu kembali mengamankan seorang tersangka pembakar lahan berinisial As (45). Ia diamankan karena terbukti membakar lahan di Dusun Alim II Desa Alim seluas lebih kurang 0,5 hektare. Beberapa hari sebelumnya, petugas juga mengakan So (50) karena melakukan aksi serupa di tempat yang sama. As diamankan di lokasi lahan yang terbakar, Rabu (26/8) sekitar pukul 13.00 WIB. Menurut Kapolres Inhu, AKBP Ari Wibowo melalui Kasubag Humas, Ipda Yarmin Djambak, tersangka berikut barang bukti telah dilimpahkan dari Polsek Batang Cenaku ke Polres Inhu.
Tidak hanya di Inhu, jajaran Polsek Batang Tuaka, Indragiri Hilir juga mengamankan tersangka Karhutla berinisial A, warga Desa Pasir, Kecamatan Batang Tuaka. Ia diketahui telah membakar lahan seluas 20 hektare.
Menurut Kapolres Inhil AKBP Hadi Wicaksono, A ditangkap saat hendak membuka lahan seluas 10 hektare dengan cara membakar. "Tapi akibat tindakannya ini, kurang lebih sekitar 20 hektare lahan perkebunan di desa tersebut terbakar," terang Kapolres Inhil.
Dalam kasus ini, pria itu dijerat Undang-Undang (UU) Lingkungan Hidup serta UU Perkebunan dengan hukuman di atas 5 Tahun penjara. Sejauh ini, kasus Karhutla yang sudah ditangani Polres Inhil sebanyak empat kasus. Tiga di antarana sudah lengkap dan dilimpahkan ke pihak Kejaksaan Tembilahan.
Terkait perkembangan Karhutla, Satelit Modis (Terra dan Aqua) BMKG Stasiun Pekanbaru kembali mendeteksi lima titik panas di Provinsi Riau pada Kamis (27/8). Menurut Kepala BMKG Sugarin, titik panas itu ditemukan ada Kuansing, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
Ia mengatakan dua hotspot berada di Kuansing yakni di Kecamatan Kuantan Mudik, di Pelalawan, ada satu hotspot, di kecamatan Pangkalan Kuras.
"Hotspot di Inhu ada satu di kecamatan Peranap dan Inhil di kecamatan Tempuling, kalau untuk tingkat kepercayaan 70 persen atau hotspot yang mengindikasikan terjadinya karhutla, ada tiga hotspot, dua di Kuansing dan satu di Inhil," terangnya.
Sementara itu, hotspot di Sumatera berjumlah 178, 69 di Jambi, 80 di Sumatera Selatan, 10 di Bangka Belitung, enam di Lampung. Selebihnya masing-masing tiga di Bengkulu dan Sumbar, dan dua di Aceh.
Sugarin menyebut, asap yang menyelimuti kota Pekanbaru berasal dari kiriman provinsi tetangga seperti Jambi, yang dilaporkan pada pagi tadi (Kamis), terdeteksi ada sebanyak 69 hotspot. Untuk arah angin berasal dari Tenggara menuju Provinsi Riau. (lam, sug, mg4, rez, her).