Masyarakat Diajak Bijak, Memilih dengan Hati
PELALAWAN (HR)-Kegiatan tepuk tepung tawar yang diselenggarakan Lembaga Kerapatan Adat Melayu, Kabupaten Pelalawan kepada dua pasang kandidat Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan berlangsung khikmat, Rabu (26/8) di Gedung Daerah Datuk Laksemanadiraja Pangkalan Kerinci.
Pada kesempatan itu, Sultan Pelalawan HT Kamarudin Haroen bergelar Assaidi Syarif orang yang pertama memberikan doa dan tepuk tepung tawar kepada pasangan calon Harris-Zardewan dan Zukri Misran-Anas Badrun.
Selanjutnya, doa tepuk tepung tawar diberikan Ketua DPRD Pelalawan Nasarudin, Kapolres Pelalawan AKBP Ade Johan Sinaga, Ketua Majelis Kerapatan Adat Melayu Tengku Syaid Alwi, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Melayu Kabupaten Pelalawan Tengku Edi Sabli dan beberapa pemangku adat lainnya.
Di sela-sela kegiatan Sultan Pelalawan HT Kamarudin Haroen berpesan kepada dua kubu pasangan calon untuk menjaga tata krama dalam kampanye dan merebut hati masyarakat. "Pesan saya, dua kubu pendukung atau tim kemenangan agar menjaga tata kerama, jangan sampai menyinggung perasaan orang," kata Sultan Pelalawan Kamarudin Haroen.
Selaku Sultan, ia mengaku berada ditengah antara kedua calon yang bertarung, tidak ada memihak ke manapun. Sultan juga menghimbau kepada pemangku adat untuk netral.
Selain itu, Sultan Pelalawan mengajak masyarakat untuk mensukseskan pesta demokrasi ini, dengan cara menggunakan hak pilih dan memilih sesuai petunjuk hati nurani. "Dalam menggunakan hak pilih, masyarakat harus bijak, mari memilih dengan hati," pesan Sultan.
Senada disampaikan oleh Ketua Lembaga Kerapatan Adat Melayu Kabupaten Pelalawan H Tengku Edi Sabli. Menurutnya, Lembaga Adat Melayu bukan merupakan lembaga politik, dan tidak akan terlibat dalam politik praktis.
Namun demikian, Lembaga Adat memberikan kebebasan kepada para pengurus atau pemangku adat untuk menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi, khususnya Pilkada 9 Desember mendatang.
"Lembaga Adat Melayu tidak akan terlibat dalam politik praktis, dan tidak akan memihak. Namun secara individu jajaran pengurus lembaga adat dipersilahkan menggunakan hak politiknyan" kata Tengku Edi Sabli.
Menurut Edi Sabli, siapapun pasangan calon yang terpilih dalam Pilkada nanti, itulah yang terbaik untuk memimpin Pelalawan. Perbedaan pandangan politik dalam Pilkada merupakan hal yang wajar dan sebuah keniscayaan. Jika tidak ada perbedaan, maka tidak mungkin Pilkada bisa berlangsung.
Tengku Edi Sabli sedikit menjelaskan makna tepuk tepung tawar, tidak lain sebuah resepsi adat untuk memberi doa kepada pasangan calon yang akan bertarung pada Pilkada.
Pada kesempatan ini dibacakan fatwa adat, berisi pesan-pesan yang harus dilakukan oleh kedua pasang calon, baik di masa kampanye hingga terpilih menjadi pemimpin Kabupaten Pelalawan.(lam)