Menanti Pahlawan
Dalam waktu yang tidak begitu lama lagi, Komisi Pemberantasan Korupsi akan memiliki pimpinan baru hasi seleksi yang dilakukan panitia yang telah ditunjuk Presiden Joko Widodo. Seluruh rakyat Indonesia menanti dengan penuh harap, para pimpinan lembaga antirasuah ini, bisa bertindak lebih baik lagi dibanding pimpinan-pimpinan sebelumnya.
Harapan yang wajar memang. Karena sejak pertama didirikan hingga perkembangannya terkini, KPK telah membuktikan keberadaanya sebagai lembaga penanganan korupsi yang sangat patut diperhitungkan di Tanah Air. Mungkin karena begitu dahsyatnya sepak terjang KPK selama ini, banyak cerita yang tersaji seiring dengan perjalanan lembaga ini. Mulai dari cerita manis, hingga bagaimana hantaman demi hantaman yang menerpa, khususnya terhadap unsur pimpinan.
Kalau soal hantaman, mungkin bisa dikatakan lembaga inilah jagonya. Sejak periode KPK dipimpin Antasari Azhar hingga Abraham Samad, rakyat Indonesia bisa melihat dengan begitu gamblang. Bagaimana dan seperti apa gesekan yang dialami para pimpinan di lembaga ini. Istilahnya pun begitu beragam, hingga sempat mencuat istilah cecak versus buaya dan lain sebagainya.
Begitulah, dengan gambaran singkat di atas, dapat dipahami betapa penting dan urgennya terkait siapa saja sosok yang akan memimpin lembaga ini. Apalagi sejak beberapa waktu belakangan, kriteria tentang pimpinan lembaga ini terus disorot. Namun yang pasti, integritas dan kejujuran, adalah harga mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi, bagi siapa yang memimpin lembaga ini.
Sementara dari sisi mental, mereka haruslah betul-betul orang yang memiliki mental baja, yang tentu saja dalam artian positif. Sejak proses awal mendaftarkan diri sebagai pimpinan KPK, mereka tentu saja sudah harus menyadari betapa terjal dan curamnya jalan yang akan mereka hadapi. Barangsiapa yang tidak siap, maka mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK tentu adalah sebuah langkah yang sia-sia.
Perjalanan yang telah ditempuh KPK selama ini juga menunjukkan, selain dipuja dan didukung sebagai alat pemberantasan korupsi paling handal di bumi pertiwi, KPK juga masih rawan terhadap gesekan dengan lembaga atau pihak-pihak lain. Secara manusiawi, hal ini bisa dikatakan lumrah. Semakin banyak yang suka, semakin banyak pula yang benci, begitulah kira-kira pepatahnya.
Namun demikian, pimpinan atau calon pimpinan KPK masih bisa bersikap optimis. Dukungan rakyat Indonesia, bisa dipastikan masih tetap besar. Memang untuk melawan suatu penyakit yang namanya korupsi, butuh ketelatenan, kesabaran serta perbaikan dan evaluasi yang super rumit. Target akhirnya tentu saja bagaimana supaya KPK ke depan bisa lebih baik lagi dan --kalau bisa-- mengurangi gesekan-gesakan yang sekiranya tidak perlu. Namun tentu saja gesekan-gesekan tersebut tidak sampai menggoyangkan iman dan integritas, sebagai lembaga pemberantas korupsi nomor wahid di Tanah Air. Selamat datang pahlawan, buktikan integritasmu. Kami semua menanti. ***