Warga Amerika Padati Festival Seni Indonesia
New York (HR)- Pemandangan tak biasa terlihat di jalan tempat gedung KJRI New York berada. Warga Amerika memadati festival seni Indonesia yang menjadi bagian dari kegiatan "Indonesian Street Festival" yang digelar, Sabtu (22/8) waktu setempat.
Dalam rilis KJRI New York, Amerika Serikat pada, Minggu (23/8), festival itu digelar sebagai puncak dari rangkaian peringatan HUT ke-70 RI di kota New York.
Menurut informasi dari pejabat bidang penerangan sosial dan budaya (Pensosbud) KJRI New York Benny YP Siahaan, ini merupakan kali pertama KJRI menggelar acara tersebut. Dalam acara perdana, KJRI mengambil tema "Journey to Indonesia". Maka fokus dari acara sepenuhnya ingin mengenalkan budaya Indonesia, mulai dari seni tari, kuliner dan pendidikan.
Acara dimulai dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Sementara, untuk perkenalan seni tari, panitia menampilkan beragam tarian seperti Saman, Tor-Tor dan Giring-giring.
Panitia juga menyediakan aneka ragam kuliner khas Indonesia, antara lain nasi rawon, lalampa, ayam taliwang, nasi kapau, rendang, rujak cingur dan berbagai jajanan pasar. Mereka menyajikan lemper, lapis Surabaya, es cendol, pempek, dodol, wajik, dan asinan Betawi.
Sementara, untuk memberikan pendidikan mengenai Indonesia, pengunjung diajari cara membatik, membuat kaligrafi Jawa dan face painting bagi anak-anak.
"Total, sekitar 2.000 pengunjung ikut memenuhi area 68th Street, tepat di depan gedung KJRI New York berada. Secara silih berganti, mereka menikmati berbagai acara dan penampilan seni dan budaya Indonesia. Jalan di sepanjang gedung ditutup demi penyelenggaraan acara itu," ujar Benny.
Pengunjung juga diberikan hadiah berupa 10 tiket gratis dari maskapai nasional Garuda Indonesia untuk rute ke seluruh dunia. Namun, hadiah itu hanya ditujukan bagi pengunjung yang berhasil menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh MC. (viv/ara)
Benny menjelaskan, ribuan pengunjung ini tidak hanya berasal dari warga lokal dan diaspora Indonesia. Melainkan, juga turis yang tengah berkunjung ke Central Park dan berbelanja di Madison Avenue serta Fifth Avenue. Hal ini, lantaran gedung KJRI diapit oleh dua jalan tersohor tersebut.
Perizinan sulit
Benny mengatakan, ide awal penyelenggaraan "Indonesian Street Festival" berawal dari obrolan santainya dengan Ketua Perwakilan Warga Kristiani RI di New York (Perwakrin) Suko Prasetyo. Dari obrolan ringan, ternyata ide itu menjadi serius untuk dijadikan kado spesial peringatan ke-70 HUT RI pada tanggal 17 Agustus lalu.
"Komunitas diaspora Indonesia di New York dan sekitarnya sempat pesimis acara ini dapat terlaksana. Sebab, sejak KJRI New York dibuka pada 1951, acara itu belum pernah terwujud," kata Benny.
Dia menyebut proses yang berbelit-belit dan panjang dari Pemerintah Kota New York, membuat sering kali acara dengan konsep serupa urung dilakukan. Benny mengatakan, butuh waktu berbulan-bulan, agar Pemkot New York bersedia mengeluarkan izin.
Izin dibutuhkan, karena acara tersebut menutupi jalan di depan Gedung KJRI. Namun, dengan tekad kuat dan konsistensi, izin berhasil dikantongi serta acara bisa terselenggara.