Kabut Asap di Inhu Makin Pekat
RENGAT(HR)-Kabut asap di kabupaten Indragiri Hulu, Jumat (21/8) makin tebal dari sehari sebelumnya. Hal ini tentunya membuat khawatir masyarakat akan kesehatan warga dan anak-anak, terutama Infeksi Saluran Pernapasan Atas.
"Kabut asap yang biasanya hanya terlihat pada pagi hari, namun hari ini kabut asap tersebut hingga pukul 15.00 WIB masih terlihat, meskipun belum terlalu mempengaruhi jarak pandang yang ada," ujar Kepala kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu, Arifwan. Mantan Sekretaris Disduk Capil Inhu ini menambahkan, asap tersebut merupakan kiriman dari Kabupaten Inhil dan provinsi tetangga Jambi.
"Kebakaran yang besar saat ini berada di perbatasan antara Inhil dan Jambi. Saat ini sedang dilakukan pemadaman oleh tim Karhutla dari Inhil, Jambi dan Inhu juga mengirimkan bantuan tim pemadam ke daerah tersebut," ungkapnya.
Arif mengakui, sehari sebelumnya di Inhu terdapat 29 titik dimana 22 diantaranya adalah titik api. Kebakaran yang besar terjadi di Desa Tanah Datar, dimana 3 hektare lahan terbakar hebat, namun tim gabungan Pemkab Inu, TNI, Polri dan Manggala Agni berhasil memadamkan api yang rata-rata merupakan lahan karet tersebut. Guna mengantisipasi terganggunya kesehatan masyarakat, pihak Dinas Kesehatan Inhu membagikan 2000 lebih masker kepada warga Inhu. Hal ini dipastikan melalui penuturan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Inhu Evi Irma Junita.
Menurutnya, pemberian masker tersebut dilakukan menyadarkan masyarakat menggunakan masker saat bepergian. "Kita ingin mengingatkan masyarakat, selalu menggunakan masker selama bepergian mengingat kondisi lingkungan saat ini," ucapnya. Dijelaskan, pembagian masker hanya difokuskan pada satu titik, Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat.
Pasalnya, jumlah masker yang terbatas membuat Dinkes masih belum mampu memberikan masker kepada seluruh masyarakat.
"Sebenarnya yang kita bagikan itu adalah stok kita yang tersedia saat ini, jadi belum bisa menjangkau seluruh masyarakat," sebutnya. Prihal kadar bahaya udara di Inhu, Evi mengaku belum mengetahui persis, karena belum memiliki alat pengukurnya. Namun, ia mengklaim belum melihat adanya peningkatan korban terserang infeksi pernapasan. (eka)