BEI Minta Investor Cooling Down
JAKARTA (HR)-Bursa Efek Indonesia meminta investor di pasar saham Indonesia untuk meredakan aksi jualnya. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan, Jumat (21/8), Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi 105,96 poin ke level 4.335,95 dari penutupan sehari sebelumnya 4.441,91. Indeks terus tertekan sejak pembukaan perdagangan pada level 4.401,67.
Sepanjang hari, IHSG bergerak pada level tertinggi saat pembukaan perdagangan dan level terendah pada 4.335,95. Sejak awal tahun, IHSG bahkan telah terkoreksi sebesar 17,05 persen dan menjadi pasar modal terburuk di Asia Pasifik disusul oleh bursa Taiwan yang turun 16,33 persen.
Adapun, investor asing melakukan aksi jual bersih hingga Rp770,09 miliar pada perdagangan kemarin. Sepanjang Agustus, investor asing terus membukukan aksi jual bersih. Hingga saat ini, BEI mencatat aksi jual bersih asing sudah mencapai Rp4,37 triliun.
Samsul Hidayat selaku Direktur Penilaian BEI mengatakan, hingga saat ini memang investor asing terus menarik dananya dari pasar saham Indonesia. Pihaknya juga belum mengetahui, sejauh mana level terendah yang akan dicapai oleh IHSG.
Pasalnya, hingga saat ini belum ada sentimen positif yang bisa mendorong kenaikan IHSG.
"Investor masih tunggu berita-berita positif. Memang pasar belakangan memilih memindahkan dana mereka,” kata Samsul di Gedung BEI, Jumat (21/8).
BEI berharap, investor bisa cooling down terlebih dahulu atau mengurangi aksi jualnya saat ini.
"Sekalian di lihat sampai mana bottom-nya. Sampai saat ini, belum ada kebijakan yang akan bursa lakukan, sekarang OJK juga mengupayakan aksi buyback saham tanpa RUPS (rapat umum pemegang saham), semoga bisa efektif,” tambahnya.
Satrio Utomo selaku Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan IHSG masih terus tertekan terkena imbas dari global. Selain itu, pelemahan rupiah yang masih terus terjadi juga mempengaruhi kinerja pasar saham Indonesia.
"Memang closing di level terendah, tapi saya pikir penurunannya masih tertehan karena ada sejumlah BUMN yang menginisiasi program buyback, sehingga harga saham mereka tidak begitu jatuh,” kata Satrio, Jumat (21/8).
Satrio mengaku, tidak belum bisa memperkirakan sampai dimana penurunan IHSG berakhir. Menurutya, bila IHSG tidak bisa bertahan di level 4.200, ada kemungkinan besar IHSG akan mencoba level psikologis yang lebih rendah lagi. "Kalau gagal bertahan, kemungkinan besar IHSG testing level 4.000,” tambahnya.
Meski terus mengalami penurunan, dia menilai investor masih tenang dan belum menunjukkan kepanikan. Sejauh ini, aksi jual asing masih berada di kisaran normal.
"Pasar baru akan panik kalau aksi jual asing bisa di atas Rp1,5 triliun per hari. Kamis lalu sampai Rp2 triliun karena ada crossing, kalau di reguler tidak sampai Rp500 miliar.(bic/mel)