Bertekad Sekolahkan Anak hingga Tuntas
Ironis sekali keadaan keluarga Seswono (43) alias Gebok, Warga RT 02 Dusun Teluk Musahab, Kampung Temusai, Kecamatan Bungaraya. Sekeluarga tinggal di rumah yang berdinding terpal, ketika musim hujan kebocoran dan musim angin rumah tersebut berantakan.
Ketika malam hari di musim hujan, keluarga ini tidak dapat tidur nyenyak dan mengondisikan anak-anaknya untuk pindah tempat yang tidak bocor.
"Ya bagaimana lagi. Mau bangun rumah dan beli tapak rumah, uang tak punya. Pekerjaan buruh terkadang ada dan terkadang tidak. Jadi jangankan untuk bangun rumah, untuk makan sehari-hari saja susah bang," ungkap Seswono alias Gebok, Selasa (18/8) di depan rumahnya.
Diungkapkan Gebok, mereka tinggal di Kampung Temusai sudah cukup lama, dan hampir 8 tahun lebih. Namun sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah.
"Saya punya anak dua orang, dua-duanya laki-laki. Yang pertama, kelas tiga SMP, dan anak kedua kelas 6 SD. Alhamdulilah walaupun keadaan kami susah, kalau musim hujan kebocoran, kalau musim angin rumah berantakan karena dinding terpal, namun kami masih bisa menyekolahkan anak-anak. Mudah-mudahan ke depan mereka semua bisa sekolah yang lebih tinggi agar mereka tidak ikut susah seperti ayahnya,"harapnya.
Rumah keluarga tersebut berdinding terpal, beratapkan rumbia dengan ukuran lebar 4 meter, panjang 5 meter. Tempat tersebut dinilai kurang layak.
Ustadz Suratman, tokoh masyarakat Kampung Temusai mengungkapkan keprihatinannya kepada keluarga tersebut.
"Kami sebagai tetangga tentunya sangat prihatin melihat keluarga tersebut. Kami berharap Pemda Siak dapat memberikan solusi kepada mereka yang hidupnya bisa dikatakan serba kekurangan, khususnya tempat tinggal yang kurang layak," ungkapnya.
Senada juga diungkapkan Jemari, Ketua RW 05, Dusun Teluk Musahab. Dirinya dan warga sudah mengusulkan ke kepala kampung, supaya keluarga ini bisa mendapat bantuan Rumah Layak Huni (RLH). Namun sampai saat ini belum terealisasi.
"Kita sudah usulkan ke kampung, tapi sampai saat ini belum terealisasi, mungkin ada alasan-alasan tertentu. Di samping itu juga, keluarga Gebok juga tidak mempunyai tapak rumah, sehingga sulit untuk mendapatkan bantuan Rumah Layak Huni (RLH). Hal ini menjadi PR Pemerintah bagaimana caranya memeberikan solusi kepada mereka agar bisa hidup dengan layak dan nyaman," harapnya.
Sementara itu, Pj Penghulu Kampung Temusai Basrul ketika dihubungi mengatakan kurang tahu akan hal ini. "Memang saya kenal dengan saudara Gebok yang tinggalnya tidak jauh dari Sungai Temusai. Tapi nantilah saya tanyakan kepada Sekdes apakah sudah diusulkan apa belum keluarga Gebok. Maklum saya baru saja menjabat menjadi penghulu di kampung tersebut jadi kurang tahu persis," pungkasnya. ***