RSUD Arifin Ahmad Menuju Bebas Korupsi
PEKANBARU(HR)-Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, menghadiri kegiatan pencanangan persiapan RSUD Arifin Achmad, sebagai Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Sabtu(15/8), di Aula Serba Guna RSUD.
Pencanangan ini ditandai dengan penandatanganan zona integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), oleh Kepala BPKP Riau, Panijo.
"Ada tiga kegiatan pada hari ini, dan tentunya kegiatan bukan hanya beban dari orang yang menandatangani saja.
Namun menjadi tanggung jawab kita bersama, karena untuk melaksanakan ini harus kita harus memeiliki komitmen," ujar Andi Rachman.
Sebelumnya, juga dilakukan penanda tanganan kerjasama antara RS Jantung Harapan Kita yang diwakili Dr Ardianto dengan Direktur RSUD Nuzelli Husnedi, disaksikan oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Andi Rachman meminta kepada dinas dan badan di lingkungan Provinsi Riau untuk bisa melakukan penandatanganan pakta integritas seperti yang dilakukan RSUD.
Saat ini, dari 62 pakta integritas yang akan dilakukan, baru tiga yang sudah terlaksana. Meskipun berat dilaksanakan, tapi ini merupakan tuntutan yang harus dilaksanakan.
Dengan adanya penandatanganan kerjasama antara RSUD Arifin Ahmad dengan RS Harapan Kita, tentu banyak yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Termasuk merubah kultur dari RSUD dan masyarakat, itulah yang harus semestinya harus dilakukan.
"Kita akan mengupayakan semuanya, kalau RSUD AA siap melayani untuk bedah jantung, kan tidak perlu lagi pergi keluar negeri," tutupnya.
Dirut Harapan Kita, Dr Ardianto mengatakan tugasnya hanya menjalankan permenkes tahun 2007 sebagai Dirut dan Penanggungjawab Pusat Jantung Nasional.
"Dan saya bertanggungjawab untuk pandu fasculer. Sudah ada beberapa RSUD yang maju di Indonesia, seperti RSUD di Kalimantan Timur, semoga di Riau, RSUD Arifin Ahmad bisa juga maju seperti itu," katanya.
Sementara itu, Nuzelli Husnedi, menyambut baik penandatanganan kerjasama yang telah dilakukan. Ia mengatakan hal itu menjadi tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada publik dengan terbuka. Sehingga masyarakat bisa mengoreksi pihak RSUD, karena untuk mencapai tujuan bersama tidak bisa dilakukan satu orang saja.
"Semua stake holder dan komponen harus ikut serta memperbaikinya, kita juga mengedukasi masyarakat bahwa yakinlah bila masyarakat datang ke RSUD AA, mereka akan dilayani dengan baik, itu yang harus kita tanamkan kepada masyarakat," tandanya.
Peristiwa tak terduga justru terjadi usai kegiatan pencanangan persiapan RSUD Arifin Ahmad menuju wilayah bebas dari korupsi dilaksanakan. Kaca hidrolik di bagian depan RSUD tiba-tiba meledak tanpa diketahui penyebabnya.
Keruan saja kejadian itu mengejutkan Plt Gubri Andi Rachman, yang saat itu tengah diwawancarai Wartawan, hanya beberapa meter dari lokasi kejadian.
Ironisnya, pecahan kaca menimpa Kepala BPKP Riau Panijo, yang saat itu sedang mendampingi Plt Gubernur. Panijo juga menjadi tamu undangan yang ikut menanda tangani Mou antara RSUD AA dengan BPKP Riau dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
"Apa itu, kok bisa meledak, bapak kita bawa ke IGD aja ya, biar dibersihkan," ujar Andi Rachman seraya membersihkan puing kaca dari bahu Panijo.
Beberapa orang petugas kebersihan langsung membersihkan pecahan kaca yang berserakan di lantai. Meski tak menimbulkan korban jiwa, namun peristiwa itu sangat memalukan dan sekaligus mencerminkan rapuhnya kondisi bangunan gedung pelayanan Rumah Sakit di provinsi Riau.
terkait dengan peristiwa tersebut, Nuzelli Husnedi mengatakan, kejadian tersebut merupakan musibah yang tak bisa dielakkan. Dan, tidak ada kaitannya peristiwa tersebut dengan perawatan fisik yang telah dilakukan pihaknya.
"Gedung ini selalu dirawat, ada petugas kok yang mengurusnya, tapi ini murni kejadian yang tak diduga. Sama saja kalau seandainya gempa, siapa yang bisa tahu dan disalahkan," ujarnya menjelaskan.
Amrul, seorang keluarga pasien yang kebetulan berada disekitr lokasi kejadian mengatakan, tidak menyangka dengan kejadian itu. Ia sempat lari dari lokasi, karena khawatir akan terjadi ledakan berikutnya pada kaca yang berada disebelahnya.
"Astagfirullah, sumpah saya kaget Bang, saya mau beli sarapan tadi, untung tidak terjadi diruangan istri saya yang sedang dirawat. Kejadian ini mungkin karena bangunan sudah lama berdiri, bisa jadi juga karena kurang perawatan," tandasnya.(her).