Defisit Migas Alami Penurunan
JAKARTA (HR)-Bank Indonesia menyatakan, defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2015 cenderung lebih baik. Defisit transaksi berjalan pada kuartal II tahun ini, tercatat USD4,47 miliar, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya USD9,8 miliar.
Kepala Departemen Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistyowati menuturkan, defisit transaksi berjalan merupakan pengaruh dari peningkatan surplus di non-migas. Tercatat, surplus non-migas USD5,92 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya USD2,47 miliar.
"Sama halnya dengan migas, tercatat defisit migas menjadi USD2,11 miliar turun dari periode yang sama tahun sebelumnya USD3,17 miliar," ujar Hendy di Gedung BI, Jakarta, Jumat (14/8).
Namun, kenaikkan untuk migas terjadi bila dibandingkan kuartal I-2015 yang tercatat hanya USD1,25 miliar, dikarenakan pada musim Lebaran konsumsi BBM meningkat.
Perlambatan ekonomi dan Rupiah yang melemah membuat ekspor menurun," tandasnya.
Sekadar informasi, transaksi berjalan untuk barang pada kuartal II 2015 tercatat USD4,11 miliar untuk jasa tercatat defisit USD2,64 miliar, pendapatan primer defisit USD7,36 miliar, sedangkan pendapatan sekunder surplus USD1,42 miliar.
Pajak Tahun Depan Rp1.368,5 Triliun .Tahun depan, pemerintah menargetkan penerimaan pajak tahun depan mencapai Rp 1.368,5 triliiun, naik sekitar 5 persen dibandingkan tahun ini yang sebesar Rp1.294,2 triliun. Demikian data Nota Keuangan 2016 yang dikutip, Jumat (14/8).
Rincian penerimaan pajak tersebut, adalah pajak migas Rp48,5 triliun, turun dari Rp49,5 triliun di 2015 dan pajak Non Migas Rp1.320 triliun, naik dari Rp1.244,7 triliun di 2015 PPh Non Migas Rp715 triliun, naik dari Rp629,8 triliun di 2015 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp 573,7 triliun, turun dari Rp576,5 triliun di 2015 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp19,4 triliun, turun dari Rp26,7 triliun di 2015 Pajak lainnya Rp11,9 triliun, naik dari Rp11,7 triliun di 2015,Lalu target untuk Bea dan Cukai di 2016 ditargetkan Rp 197,3 triliun, naik dari Rp195 triliun di 2015. Cukai Rp155,5 triliun, naik dari Rp145,7 triliun di 2015
Bea Masuk Rp38,9 triliun, naik dari Rp37,2 triliun di 2015 Bea Keluar Rp2,9 triliun, turun dari Rp12,1 triliun di 2015. PPh Non Migas akan meningkat di 2016 sejalan intensifikasi PPh Badan. Sementara PPN sedikit menurun dari target 2015, dipengaruh melambatnya pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015.
Penurunan bea keluar terjadi tahun depan terkait rendahnya harga CPO yang masih di bawah threshold tarif bea keluar. Kebijakan pembentukan dana pendukung sawit (CPO supporting fund).(dtf/okz/mel)