Pedagang Daging Sapi di Bandung Mogok 5 Hari

Bandung (HR)-Mulai, Sabtu (8/8) kemarin hingga lima hari ke depan, daging sapi di Kota Bandung bakal langka. Pasalnya, Asosiasi Pedagang Daging dan Sapi Potong Indonesia (APDASI) Kota Bandung mengancam akan mogok jualan.
Ancaman itu menyusul tingginya harga daging sapi di pasaran. Harga daging sapi tidak turun juga pasca-Lebaran. Dengan aksi ini, diharapkan harga daging sapi kembali stabil.
"Kami menerima surat resmi dari APDASI, terhitung Sabtu pukul 12.00 WIB hingga Rabu pukul 12.00 WIB pedagang akan mogok," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DistanKP) Kota Bandung Elly Wasliah, Sabtu.
Elly mengatakan aksi mogok para pedagang APDASI bukan hanya di wilayah Kota Bandung, tapi juga dilakukan se-wilayah Bandung Raya, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.
Setelah Lebaran, harga daging sapi tidak pernah turun dan terus menyentuh angka Rp130 ribu per kilogram. "Kenaikan harga dikarenakan pada triwulan ketiga tahun ini ada penurunan kuota impor sapi ke Indonesia," ujar Elly.
Awalnya, kuota impor daging sapi mencapai 287 ribu ekor. Sekarang hanya 50 ribu ekor. Alasan pengurangan kuota impor sapi tersebut karena ingin memberdayakan sapi lokal.
"Niatnya bagus, tapi efeknya malah kayak gini," katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, ucap Elly, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan beberapa pihak, termasuk mengumpulkan importir dan pedagang daging sapi untuk mengetahui harapan mereka. "Ini juga akan menyulitkan pedagang bakso sebagai konsumen tetap daging sapi," ucapnya.
Elly mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik jika aksi mogok dagang itu terjadi. "Masyarakat bisa mengkonsumsi ikan, daging ayam, dan telur ayam," ujarnya. (tic/rin)
Berita Lainnya
- Tarif Listrik Industri Turun
- Utang BUMN Capai Rp4.682 Triliun, Lebih Besar dari Utang Pemerintah
- BI Beri Waktu Hingga 7 April Bagi KUPVA Bukan Bank Urus Perizinan
- Muslim di Inhu Berjamaah Bangun Indragiri Mart
- Disketapang Pekanbaru Survei Ketersediaan Pangan di Marpoyan Damai
- 80 Persen Dana Desa Masuk ke Kas Kabupaten/Kota