RAPP Bantu Pemadaman
TASIK PUTRI PUYU (HR)-Sekitar 60 hektar lahan milik masyarakat hangus terbakar di wilayah Desa Bandul, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Kebakaran lahan tersebut telah melalap tanaman karet, sagu dan kelapa sawit serta juga mengancam sejumlah permukiman penduduk setempat
Kepala Desa Bandul, Zahari, mengaku kebakaran lahan yang melanda desanya telah berlangsung selama kurang lebih 14 hari. Pihaknya mengaku sangat terbatas dalam melakukan upaya pemadaman dikarenakan kurangnya peralatan yang memadai dan jauhnya sumber air yang berjarak hingga 2 kilometer dari titik kebakaran.
"Api diketahui muncul sejak bulan puasa lalu dan kita dari masyarakat ramai yang turun untuk melakukan pemadaman. Semua peralatan dari 7 desa sudah kita kumpulkan namun tetap tidak memadai," ujar Zahari yang ditemui Jumat (31/7), di Desanya.
Ditambahkan Zahari, karena api yang tak kunjung padam, dan banyak menghanguskan tanaman milik masyarakat serta dikhawatirkan akan menjalar ke rumah-rumah, pihaknya menghubungi perusahaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melalui Estate Pulau Padang terkait semakin meluasnya kebakaran tersebut.
"Kita juga dibantu oleh Masyarakat Peduli Api (MPA), kemudian akhirnya pihak perusahaan RAPP datang dengan peralatan lengkap dan api dapat dikontrol dalam waktu 2-3 hari," katanya.
Ketika ditanya penyebab kebakaran tersebut, Zahari memprediksi akibat puntung rokok yang dibuang di pinggir jalan dan memicu terbakarnya material kering di lahan sekitar. Untuk itu, Ia berharap adanya partisipasi dan kerjasama dari masyarakat untuk bisa mencegah munculnya api serta menghindari pembakaran lahan.
Di tempat yang sama, Fire and Aviation Manager RAPP, Yuneldi yang turun langsung memimpin upaya pemadaman mengaku kondisi lapangan termasuk beresiko tinggi dikarenakan angin cukup kencang dan sumber air yang jauh. Namun Ia tetap optimis api bisa segera dipadamkan dengan teknik pemadaman khusus melalui pembuatan sekat dan mematikan kepala api.
"Kita turunkan 6 personil pemadam lengkap dengan 4 unit pompa air bertekanan tinggi khusus pemadaman di hutan yang bisa melansir air sejauh 2 kilometer dan cadangan air fol-da-tank berkapasitas 3.000 galon atau sekitar 10.000 liter. Target kita 3 hari api padam, dan baru hari ke-2 api sudah bisa terkontrol," jelas Yuneldi.
Yuneldi mengaku selama memadamkan api di lapangan, pihaknya bekerjasama dengan masyarakat agar tidak berhenti sebelum api berhasil dipadamkan. Sebab jika pemadaman dihentikan maka api yang tinggal akan membuat kebakaran baru yang semakin meluas.
"Kuncinya adalah jangan pernah berhenti sebelum api berhasil dikontrol atau sesuai de-ngan motto pantang pulang sebelum padam," tegasnya.
Mengantisipasi musim kemarau panjang, Yuneldi mengatakan patroli melalui darat dan udara terus dilakukan selama 24 jam di area hutan tanaman dan pihaknya siap membantu masyarakat jika terdapat kebakaran lahan di wilayahnya. Namun demikian, Ia mengingatkan agar mencegah munculnya api lebih baik daripada memadamkan.(rls)