Selama Juli, 64 Kejadian Kebakaran Lahan
BANGKINANG (HR)-Berdasarkan data yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kampar, kebakaran lahan di Kabupaten Kampar selama bulan Juli 2015 cukup tinggi, mencapai 64 kali kejadian. Untuk itu, masyarakat diminta pro aktif memadamkan api dan jangan hanya berharap pemadaman hanya dilakukan pemerintah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPBD Kabupaten Kampar, Irtarius, Selasa (28/7). Dari catatan dan pantauan Haluan Riau, rentetan kebakaran hutan dan lahan terjadi di Kabupaten Kampar beberapa pekan terakhir pada masa kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Kampar.
Peristiwa terakhir terjadi Selasa (28/7), di lahan kosong belakang Kantor Bupati Kampar yang lama, di daerah Bukit Cadika, Bangkinang. Pada awal Juli lalu, saat bulan Ramadan, kawasan Cadika Bangkinang juga dihantam si jago merah, lokasinya persis di belakang Kantor DPRD Kabupaten Kampar yang lama. Peristiwa ini mendapat perhatian yang cukup besar dari warga Bangkinang.
Terkait hal ini, Kepala BPBD Kampar, Irtarius, ketika diminta tanggapannya apa saja upaya yang dilakukan BPBD Kampar dalam melakukan pemadaman, menyebutkan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak, di antaranya TNI hingga ke Koramil dan Babinsa, kepolisian, kepala desa dan regu pemadam kebakaran dari Unit Damkar Kabupaten Kampar.
"Kami juga mengimbau peran aktif masyarakat dalam melakukan pemadaman. Masyarakat menganggap yang bertanggungjawab melakukan pemadaman ini adalah pemerintah saja. Kalau memang ada nampak api dipadamkan dulu. Waktu kecil dijinakkan dulu," tegas Irtarius.
Lebih lanjut dia minta masyarakat jangan melakukan pembakaran lahan dan berhati-hati terhadap berbagai kemungkinan terjadinya kebakaran, seperti berhati-hati dalam membuang puntung rokok.
Asap Makin Pekat Dari pantauan Haluan Riau, Selasa (28/7), asap tampak semakin pekat di berbagai wilayah Kabupaten Kampar mulai dari wilayah XIII Koto Kampar, Tapung, Tambang hingga ke daerah Kampar Kiri. Pada umumnya wilayah Kampar dikepung asap. Bau asap juga makin tajam dan mengganggu aktivitas warga dan pelajar yang mulai masuk sekolah sejak Senin (27/7).
Sementara itu, terkait kesiapan sarana dan prasarana dari alat pemadam kebakaran Kabupaten Kampar, berdasarkan wawancara Haluan Riau dengan beberapa warga, menyebutkan bahwa peralatan di Unit Damkar Kampar sering terlihat macet saat beroperasi termasuk saat kejadian Karhutla di Desa Pulau Gadang, Rabu (22/7) pekan lalu.
Wakil Ketua DPRD Kampar, Ramadhan, ketika diminta tanggapannya, Selasa (28/7), menegaskan, Pemkab Kampar harus meningkatkan kewaspadaan terhadap Karhutla, karena Karhutla adalah musibah musiman dan kemungkinan terjadi setiap tahun. Kewaspadaan itu termasuk dalam persiapan sarana dan prasarana. "Setiap tahun harus ditingkatkan, karena ini musibah musiman," ujar Ramadhan. ***