Siswa SDN 13 Bungaraya Belajar di Ruang Sempit
Siswa SDN 13 Temusai, Kecamatan Bungaraya, terpaksa belajar di ruangan yang sempit dengan cara membagi satu ruangan menjadi dua. Hal ini akibat kurangnya ruang kelas di sekolah tersebut.
Sekolah ini hanya memiliki lima ruang kelas, sementara siswa yang ditampung enam kelas dari kelas satu hingga kelas enam. Karena itu, beberapa lokal terpaksa dibagi dua, untuk siswa belajar dan kadang untuk sanggar Pramuka.
Ini terpaksa dilakukan karena kita kekurangan ruang kelas, jadi harus ada yang disekat untuk membagi dua ruang kelas tersebut. "Menurut saya ini kurang efektif untuk belajar, karena ketika masuk pelajaran menghafal seperti pelajaran Agama, Bahasa Indonesia dan lainnya, suaranya bentrok dan membuat siswa kurang konsentrasi, karena mereka belajar di satu lokal," ungkap Nurbaiti, Guru Wali Kelas III, kepada Haluan Riau, Senin (27/7).
Sementara itu Riko, Siswa kelas III, ketika ditanya mengenai kondisi ruang kelasnya, menyatakan kurang nyaman dengan kondisi tersebut. "Sebenarnya kurang nyaman, tapi bagaimana lagi tak ada ruang kelas yang mau kita tempati.
Sementara itu Kepala SDN 13 Temusai, Masnijon, mengatakan, kelas III dan kelas IV digabung menjadi satu ruangan, karena ruangan yang ada di sekolahnya kurang. "Kelas III dan kelas IV memang digabung jadi satu ruangan, karena lokal kita kurang. Jumlah siswa dalam satu ruangan untuk kelas III 17 anak, sedangkan kelas IV hanya 6 atau 8 anak. Selain itu, juga ruang kelas II disekat menjadi dua ruangan untuk gudang Sanggar Pramuka dan untuk tempat belajar anak-anak," jelasnya.
Ketika ditanya berapa ruangan yang ada di sekolahnya dan berapa jumlah muridnya secara keseluruhan, ia menjawab masih banyak kebutuhan ruangan atau bangunan di sekolahnya, yaitu untuk ruangan perpustakaan, musala dan lain-lain. "Ruang kelas yang ada di sekolah kita cuma ada lima ruangan, siswa kita semuanya 70 siswa. Ini belum keseluruhan, kadang tambah lagi siswa kita seperti hari ini yang baru daftar masih ada," ungkapnya.
Kuota Kurang
Sementara itu Kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Bungaraya, Aan Darlis Azwar, ketika dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan, untuk kuota jumlah siswa di sekolah tersebut sangat kurang, sehingga belum bisa dibangun ruangan l lagi untuk anak-anak belajar.
"Untuk pembangunan ruangan di sekolah tersebut memang belum bisa dibangun tahun ini, karena jumlah siswa di sekolah tersebut sangat kurang sekali. Karena itu, belum bisa kita ajukan untuk pembangun tahun 2015 ini, karena di sekolah lain seperti SDN 01 juga membutuhkan ruangan dan kita fokuskan tahun ini untuk dibangun. Namun tahun 2016 mudah-mudahan bisa kita bangun, karena itu sudah diajaukan di Musrembang,"jelasnya.
Ketika ditanya tanggapanya mengenai terganggunya anak-anak belajar menurutnya perlu disiasati. "Satu ruangan untuk dua kelas tersebut harus kita siasati agar mereka bisa belajar dengan baik, contohnya kalau bisa kelas I masuk kelas pukul 7.20 WIB dan pulang pukul 10.00 WIB, sedangkan kelas II masuk pukul 10.00 WIB sampai 12.00 WIB, jadi tidak terganggu mereka dalam belajar," ujarnya.***