Harga Karet Anjlok Sulitkan Ekonomi Masyarakat
TELUK KUANTAN (HR)-Anjloknya komoditi karet dua tahun terakhir membuat sebagian besar masyarakat kesulitan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Anjloknya harga karet yang menjadi komoditi unggulan di Kuansing tidak hanya berdampak terhadap petani, tapi ke pedagang. Sejak harga anjlok dilevel Rp5-Rp6 ribu berdampak daya beli masyarakat jauh merosot.
Menurut Sian, warga Lubuk Jambi, seandainya harga karet diatas Rp10 ribu tentu ekonomi masyarakat Kuansing akan membaik dan daya beli akan semakin tinggi.
Sekarang untuk cukup makan saja susah, apalagi menyekolahkan anak. "Sebenarnya ini yang harus dipikirkan pemerintah," katanya.
Akibatnya, ribuan masyarakat menjadi korban, karena kurang mendapatkan perhatian menaikan harga komoditi karet. "Sekarang serba mahal, sementara harga karet anjlok dan tidak pernah di perhatikan.
Dari data BPS, sebanyak 31.599 rumah tangga di Kabupaten Kuansing menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian tanaman karet. Sedikitnya ada 41.878 Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan.
Jumlah tersebut menggantungkan hidup pada tanaman karet mencapai 31.599 rumah tangga, Diikuti kepala sawit 15.349 rumah tangga, kelapa 3.249 rumah tangga, kakao 675 rumah tangga, kopi 48 rumah tangga dan pinang atau jambe 342 rumah tangga. (rob)