Penderita ISPA Capai 560 Orang
PEKANBARU (HR)- Menurut data Dinas Kesehatan, terhitung 1-8 Juli, jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut di Riau mencapai 560 orang.
Kondisi ini disebabkan, semakin memburuknya kondisi asap yang terjadi di Riau yang terdapat pada ISPU yang menunjukkan kondisi tidak sehat.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Andra Sjafril kepada Haluan Riau, Jumat (10/7), jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) cenderung meningkat, karena faktor cuaca yang semakin buruk.
Akibat asap yang setiap hari semakin tebal. Dari data yang dilakukan di setiap kabupaten/kota, jumlah penderita ISPA menjadi 560 orang, Pneumonia 21 orang, Asma 25 orang, iritasi mata 38 orang, dan iritasi kulit 114 orang. "Memang terjadi fluktuatif kadang naik kadang turun, untuk itu perlu dilakukan antisipasi agar jumlah korban tidak bertambah," ujar Andra.
Atas kondisi tersebut, diimbau kepada masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah, khususnya bagi penderita penyakit asma, jantung dan lainnya serta memperbanyak minum air putih. Selain itu, bagi masyarakat yang mudik lebaran dan akan merencanakan ke luar kota, untuk tetap menjaga stamina baik fisik dan mental.
Ditambahkan Andra, saat lebaran Diskes juga telah menyiapkan posko kesehatan yang dipusatkan di beberapa kabupaten/kota.
Sebagai upaya promotiv dan preventive menghindari kecelakaan dengan mempersiapkan tenaga kesehatan yang berkompeten yang di tempatkan pada lokasi-lokasi yang rawan. Dengan turut menyiagakan semua fasilitas pelayanan kesehatan, seperti pos bersama dengan keamanan dan rest area untuk streching, Puskesmas dan Rumah Sakit terutama yang berada di daerah resiko lakalantas. Dengan turut bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Jasa Raharja dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Adapun posko kesehatan yang disiagakan, yakni untuk fasilitas layanan pertama terdapat di 41 puskesmas dan untuk fasilitas layanan tingkat lanjutan terdapat di 16 rumah sakit.
Dengan tenaga medis yang disiapkan untuk dokter sebanyak 240 dibagi menjadi 3 shift, spesialis sebanyak 100 orang di masing-masing rumah sakit, perawat sebanyak 440 orang dan tenaga ambulance sebanyak 240 orang. "Kita sudah mengimbau ke setiap kabupaten dan kota untuk membuat kan jadwalnya, agar tak terjadi ke kosongan apalagi di saat emergency. Kita juga sudah mengimbau untuk membuat jadwal jaga dan juga diminta menyiapkan sarana dan prasarana yang lengkap," paparnya.
Selain itu Diskes juga telah menentapkan tenaga on call yang stand by selama lebaran. Dengan tugas, yakni selama lebaran handphone harus aktif, menjaga ketersediaan obat apbila dibutuhkan oleh kabupaten kota, serta kesiapan masker apabila bencana asap tidak juga kunjung hilang. Begitupula kesiapan tenaga labor juga menjadi perhatian, serta Tim Gerak Cepat (TGC) yang siaga, apabila terjadi keracunan makanan, asap, dan lainnya.
Sementara itu, Walikota Pekanbaru, Firdaus menginstruksikan unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) untuk melakukan upaya pencegahan. "Meski sudah berada di dalam ruangan tertutup dan ber-AC, saya tetap merasakan udara yang tak sehat. Ini harus segera dilakukan tindakan pencegahan, mengingat kabut asap yang berdampak pada kondisi kesehatan," ujarnya dalam rapat Muspida di aula Kantor Walikota, Jumat (10/7).
Firdaus juga mengingatkan Diskes segera mengambil tindakan, begitu juga dengan Dinas Pendidikan agar melaksanakan kegiatan orientasi siswa di dalam ruangan. Untuk menghindari penyakit, diharapkan kepada Camat dan Lurah mensosialisasikan kemasyarakat memperbanyak mengkonsumsi air putih.
Hal itu juga dibenarkan Helda S Munir, Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru. Ia mengatakan untuk pencegahan Infeksi Salurah Pernapasan Akut (ISPA) sangat dianjurkan memperbanyak minum air putih untuk menambah cairan tubuh. "Menyikapi hal ini, kita telah mengadakan rapat terbatas di salah satu Puskesmas, guna mempersiapkan langkah-langkah pencegahan. Kita juga sudah distribusikan sebanyak 70 ribu masker untuk 20 puskesmas. Di titik asap yang dirasa tinggi, dalam satu hari sudah disiapkan 20 ribu masker," kata Helda.
Untuk mencegah peningkatan penyakit akibat asap secara signifikan, Helda mengimbau kepada anak-anak dan lansia agar tidak melakukan aktifitas di luar rumah. Masyarakat juga bisa mengambil masker bagi yang bekerja diluar rumah di pos-pos simpatik yang sudah disiagakan.***