Pangkas Bunga Demi Margin Tebal
JAKARTA (HR)- Perlambatan pertumbuhan kredit membuat para bankir mencari cara agar tetap mengantongi laba gemuk. Resep andalan bankir yakni mempertahankan margin bunga bersih (NIM) dengan memangkas biaya dana dari produk mahal deposito.
Resep jitu ini ditempuh Bank Central Asia (BCA). Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengatakan, BCA berencana menurunkan bunga deposito secara rutin. "Terakhir kami turunkan bunga deposito per 1 Juli kemarin," ungkap Jahja, kemarin.
Jahja bilang, BCA sudah menurunkan bunga deposito secara berturut-turut dalam tempo enam bulan terakhir. Saat ini, kisaran bunga deposito BCA berkisar 5,75 persen-6,25 persen.
Hingga akhir tahun nanti, BCA bakal terus memonitor tiap bulan untuk menentukan kebijakan bunga deposito. "Selama likuiditas cukup, maka tiap bulan kami tinjau," terang Jahja.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengekor strategi BCA. Haru Kusmahargyo, Direktur Keuangan BRI menjelaskan, pihaknya sudah mulai menurunkan bunga deposito sejak April lalu. "Yang kami turunkan hanya deposito negosiasi saja," terang Haru.
Hitungan BRI, pengguntingan bunga deposito bakal efektif mengurangi biaya dana. Dengan resep itu, BRI berharap bisa mempertahankan NIM di level 7,7 persen-8 persen.
Senada, dengan cara memangkas bunga deposito, Rico Rizal Budimarmo, Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan, NIM BNI bisa bertahan di level 6 persen.
Menurut Rico, penurunan biaya dana merupakan jalan keluar terbaik mengatasi imbas negatif seretnya permintaan kredit. "Tapi, kami harapkan di semester dua, kredit bisa positif," tutur Rico.
Penurunan bunga deposito pun dibarengi pertumbuhan pesat dana murah (CASA). Tahun ini, BRI memproyeksikan porsi dana murah berkisar 53 persen dari total dana pihak ketiga (DPK).
Bank Tabungan Negara (BTN) juga rajin menurunkan bunga deposito. Iman Nugroho Soeko, Direktur BTN menuturkan, saat ini kisaran bunga deposito BTN berada pada level 7,75 persen. (kon/ara)