Kabut Asap di Dumai Makin Parah
DUMAI (HR)-Kabut asap yang melanda Kota Dumai, kondisinya makin parah. Akibat semakin tebalnya kabut asap, jarak pandang di kota pelabuhan itu pada siang hari hanya berkisar 100 meter. Matahari juga seolah enggan menampakkan diri meski siang hari.
Seperti dirilis sebelumnya, semakin tebalnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Dumai, sudah berlangsung sejak beberapa hari belakangan ini. Bahkan sebelumnya, kabut asap juga telah membuat aktivitas penerbangan di Bandara Pinang Kampai, jadi terganggu. Sejumlah jadwal penerbangan terpaksa ditunda, karena jarak pandang di landasan pacu tidak mencapai tahap ideal.
Pantauan lapangan pada Selasa (7/7) pagi sekitar pukul 06.00 WIB, jarak pandang hanya berkisar 100 meter. Asap tebal berwarna putih turun bak embun di pagi hari sehingga terlihat jelas menyelimuti setiap sudut Kota Dumai. Asap tebal sisa Karhutla, juga membawa partikel halus berwarna putih. Udara juga mengeluarkan aroma menyengat dan bahan bisa menempel di baju. Pernafasan juga terasa sesak saat menghirup udara.
Beranjak siang hari, matahari nyaris tak menampakan diri karena langit tertutup asap. Namun di sisi lain, cuaca tetap terik seperti biasa.
Kendati diselimuti kabut asap tebal, warga Kota Dumai tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Seperti yang tampak di Pasar Bunda Sri Mersing, Jalan Sultan Hasanuddin. Aktivitas jual beli di pasar itu masih berjalan lancar seperti biasa. Baik warga mau pun pedagang tampaknya tidak menghiraukan dampak negatif kabut asap. Bahkan banyak pedagang yang berada di luar ruangan, tetap beraktivitas tanpa mengenakan masker.
Salah satu pedagang di Pasar Bunda Sri Mersing, Hendra mengaku resah dengan kabut asap akibat Karhutla. "Kami sebenarnya resah dan kawatir akibat kabut asap Karhutla dapat mengganggu kesehatan kami. Namun kami harus tetap berjualan untuk mencari nafkah," katanya.
Untuk itu mereka meminta pemerintah bersama instansi terkait lainnya segera melakukan pemadaman karhutla untuk mencegah kabut asap. "Kami berharap pemerintah dan instansi terkait lainnya segera memadamkan api untuk mencegah kabut asap. Kami minta pemerintah segera membagikan masker gratis," harapnya.
Hingga Selasa kemarin, Satelit Terra dan Aqua mendeteksi ada 18 titik panas di Provinsi Riau. Terbanyak berada di Kabupaten Pelalawan yang mencapai sembilan titik.
Masih maraknya kabut asap tersebut, juga tak ditampik Plt Gubri, Arsyadjuliandi Rachman. Menurutnya, akibat kabut asap tersebut, jarak pandang di Kota Pekanbaru berkisar antara dua kilometer.
Sementara untuk penanggulangan, dikatakan Andi Rachman seluruh tim tetap bekerja dan mengupayakan minimalisir kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kabut asap.
"TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) diusahan terus selama masih ada awan. Tapi saat saya Safari Ramadan ke Rohul kemarin, Pasir Pangaraian dan sekitarnya hujan," terang Andi.
Sejauh ini, dirinya tetap mengupayakan agar ada bantuan helikopter dari Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Selama ini kita masih dibantu oleh pihak swasta. Kalau ada dari pemerintah itu akan lebih bagus," pungkasnya. (zul, grc)