Lagi, Warga Pekanbaru Terduga Anggota ISIS
PEKANBARU (HR)-Polda Riau kembali memantau aktivitas warga Pekanbaru, yang diduga pengikut Islamic State of Iraq and Syria atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang diketahui berinisial An. Dugaan ini muncul terkait aksinya yang pernah memasang bendera ISIS diwarung tempat usahanya yang berada di Sidomulyo, Kecamatan Tampan, tahun 2014 lalu.
"Dulu pernah di Sidomulyo tahun 2014, An pasang bendera ISIS. Dia sudah kita awasi sampai sekarang," ungkap Direktur Intelijen dan Keamanan (Dir Intelkam) Polda Riau, Kombes Pol Djati Witoyo, Senin (6/7) di Mapolda Riau.
Dikatakan, pemantauan terhadap aktivitas An dilakukan untuk memperketat ruang gerak dan kegiatan yang bersangkutan, yang berhubungan dengan ISIS. "Agar ia tidak mudah mendoktrin dan melakukan penyebaran faham tersebut kepada masyarakat," terang Djati.
Menurut Djati, propaganda yang dilakukan oleh ISIS cukup luar biasa masuk ke Indonesia. Sehingga praktis tidak ada satu daerah pun di Indonesia, yang tidak rawan penyusupan paham ISIS. Termasuk di Riau.
"Semua daerah rawan, karena propaganda ISIS ini luar biasa. Di Jambi saja bahkan ada oknum Kepolisian yang ikut," tukasnya.
Seperti dirilis media massa sebelumnya, terungkap ada satu keluarga di Kecamatan Tampan yang telah bergabung ISIS dan berangkat ke Suriah. Seperti disampaikan Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, baru-baru ini, keluarga tersebut terdiri dari suami yang bernisial TB, istrinya YB dan anaknya MJ.
Dijelaskannya, kepastian bahwa mereka merupakan bagian dari jariangan ISIS bersumber dari beragam informasi yang berhasil dikumpulkan oleh intelijen Polda Riau beberapa waktu lalu. "Kita memiliki rekaman komunikasi mereka, dokumentasi foto-foto mereka dan bukti lainnya," sebut Guntur.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan, lanjut Guntur, diketahui bahwa TB sudah terlebih dahulu berada di Suriah sejak tahun 2013 lalu. Selanjutnya, beberapa bulan lalu ia meminta kepada istri dan anaknya untuk turut serta mengikuti jejaknya ke Suriah melalui jalur penerbangan Jakarta ke Turki untuk kemudian menuju ke wilayah Hatai."Dari Hatai, ada relawan ISIS yang menjemput keluarga tersebut untuk dibawa ke Suriah," terang Guntur.
Guntur menuturkan bahwa saat ini seluruh keluarga tersebut sudah tidak lagi berada di Pekanbaru dan telah berada di Suriah. Aakan tetapi dari bukti transkrip komunikasi yang Polda Riau miliki, keluarga tersebut masih tetap berkomunikasi dengan anggota keluarganya yakni adik iparnya di Pekanbaru.
Untuk saat ini, sebut Guntur, Polda Riau masih berusaha menelusuri penyebaran ISIS yang dilakukan oleh keluarga tersebut di Pekanbaru, tepatnya disekitar tempat tinggal mereka yakni di Kecamatan Tampan.
Guna memutus mata rantai penyebaran tersebut, ditegaskan Guntur kalau pihaknya telah melakukan beragam upaya preventif yakni dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama. "Kita menekankan bahwa jaringan tersebut berbahaya dan tidak sesuai dengan norma Pancasila," pungkas Guntur.
Terpisah, Ketua RT 02 RW 10 Kelurahan Delima, Kecamata Tampan, Pekanbaru, Mustofa Lubis, tempat di mana TB pernah berdomisili, menuturkan kalau TB sering diundang untuk memberikan ceramah di masjid-masjid. Namun selama memberikan ceramah, TB tidak pernah mengarahkan isi dari ceramah yang disampaikannya menjurus ke arah radikalisme.
"Ceramahnya seperti ceramah kebanyakan. Tidak ada menjurus ke hal-hal tertentu (menyampaikan ajaran ISIS, red)," jelas Mustafa.
Lebih lanjut, Mustofa Lubis menjelaskan dirinya mengenal ustad Wafit, demikian biasa TB disapa, sebagai sosok yang ramah dengan tetangga dan aktif di setiap kegiatan masyarakat. Ustad Wafit juga dikenal sebagai pribadi yang santun serta sangat antusias dengan kegiatan keagamaan.
Makanya, saat TB yang diketahui memiliki usaha ekspedisi tersebut, memutuskan untuk pergi ke Suriah melalui Turki pada 2013 lalu, Mustofa seakan tidak mempercayai hal tersebut. Terlebih lagi, saat TB mengajak istrinya berinisial YB dan anaknya yang masih berumur 10 tahun berinisial MJ turut serta ke Suriah.
"Rasa-rasa tidak percaya saja. Soalnya, dia sangat aktif dalam kegiatan keagamaan dan kemasyarakat," tukas Mustofa seraya menyebutkan kalau keluarga ini merupakan keluarga yang mempunyai tingkat ekonomi berkecukupan.
Saat ini, rumah yang sebelumnya ditempati TB, dihuni adik iparnya berinisial Fa. "Dia pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru yang dikenal baik dan cukup aktif dalam kegiatan bermasyarakat," pungkas Mustofa. (dod)