Tolak Adegan, Agus Minta Margriet tak Berbohong
DENPASAR (HR)-Proses rekonstruksi kasus pembunuhan bocah cantik Engeline (8) yang digelar Polda Bali, Senin (6/7), berjalan lancar meski sempat tertunda dua jam. Dalam rekonstruksi tersebut, terdakwa yang juga ibu angkat Engeline,Margriet Megawe, menolak memperagakan adegan pembunuhan.
Walhasil, rekonstruksi hanya dilakukan tersangka Agus Tay. Tak hanya menolak rekonstruksi, Margriet juga menyangkal salah satu adegan, di mana ia memanggil tersangka lainnya, Agus Tay, beberapa saat setelah pembunuhan terjadi. Tak ayal, sikap Margriet itu membuat kecewa Agus dan langsung membentak Margriet supaya jangan berbohong.
Total ada 98 adegan yang diperagakan tersangka Agus Tay. Rekonstruksi digelar di rumah Margriet di Jalan Sedap Malam No 26, Denpasar, Bali. Dalam kesempatan itu, polisi menghadirkan Agus Tay, Margriet dan beberapa saksi yakni Susiana dan Handono yang menyewa kamar di rumah Margriet.
Seluruh reka adegan dibuat berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Agus dan keterangan sejumlah saksi. Dalam rekonstruksi itu, Agus ditemani kuasa hukumnya yakni Hotman Paris dan Haposan Sihombing. Begitu pula Margriet yang didampingi pengacaranya Jefri Kam, Dion Pongkor dan Aldres. Rekonstruksi dimulai sekitar pukul 12.00 Wita dan berakhir pukul 17.00 Wita.
"Adegan pertama saat Engeline bangun sekitar pukul 07.00 WIB, memberi makan ayam dan membersihkan botol. Saat itu yang ada di rumah yakni Engeline, Margriet, Agus, Susiana dan Handono," kata pengacara Agus, Haposan Sihombing.
Adegan berlanjut saat Susiana dan Handono pamit keluar rumah dan hanya tertinggal Engeline, Agus dan Margriet. Agus yang ketika itu sedang memperbaiki kandang ayam, tiba-tiba mendengar teriakan Engeline dari dalam kamar dan dipanggil Margriet masuk ke rumah.
Namun, pemanggilan itu disangkal Margriet. "Agus kecewa karena Margriet menyangkal memanggil dia. Dia marah dan sempat berteriak 'Ibu jangan bohong!' pada Margriet," ucapnya.
Reka adegan berlanjut di dalam kamar Margriet yang diduga menjadi lokasi pembunuhan Engeline. Di situ, Margriet menolak untuk melakukan rekonstruksi karena merasa tak bersalah. Akhirnya adegan dilanjutkan dengan bantuan penyidik.
Reka adegan di dalam kamar yakni saat Agus menemukan Engeline tergeletak di lantai dan permintaan Margriet agar ia mengaku sebagai pembunuh Engeline. Selama rekonstruksi itu, Margriet hanya berdiri menyaksikan setiap adegan diperagakan.
"Mukanya datar, diam dan sama sekali tidak ada tanggapan. Padahal di situlah inti rekonstruksi," sambung Haposan.
Margriet baru ingin melanjutkan rekonstruksi pada adegan 80 ke atas, saat rekonstruksi dilakukan di luar rumah dan saat Susiana dan Handono sudah pulang ke rumahnya. Saat itu, Susiana dan Handono pulang dan diberitahu Agus bahwa Engeline hilang.
"Awalnya Agus menolak untuk ikut bersandiwara sesuai arahan Margriet tapi akhirnya dia melakukan juga semuanya mulai dari mengubur hingga mengaku sebagai tersangka," terangnya.
"Dia (Margriet) memerankan adegan yang kira-kira menguntungkan buat dia. Contohnya, Ibu Rohana (teman Margriet) datang, dan saat pergantian SIM card, ketika SIM card Agus dipinjam oleh Ibu Margriet karena katanya ada seseorang menelepon," tambah Haposan.
Rekonstruksi ini diharapkannya pihak Agus bisa membuka secara terang misterius kematian Engeline. "Kita harap siapa yang berbuat, dia tanggung jawab. Agus kan mempertanggung jawabkan karena merasa bersalah sudah ikut membantu penguburan," pungkasnya.
Menurutnya, Agus Tay bukan pelaku pembunuhan dalam kasus itu. Dia ikut serta membantu penguburan.
"Tugas Agus itu membungkus (jenazah), mengambil boneka, membuka bajunya sendiri, membuka celananya sendiri, mengambil tali, dan diperintahkan untuk menggali lubang di lubang yang sebelumnya ada. Saat menggali lubang, ia sempat ditegur Margriet, katanya kok lama menggali. Tidak ada adegan pemerkosaan," ujar Haposan. (bbs, kom, dtc, ral, sis)