Aktivitas Pasar Mulai Ramai
BENGKALIS (HR)- Memasuki 18 puasa Ramadan atau sekitar 11 hari jelang lebaran, aktivitas di pasar Bengkalis mulai terlihat ramai. Tidak hanya warga sekitaran kota Bengkalis, pasar juga mulai dijejeli para pembeli dari Ceruk Kampung.
Lumrahnya jelang lebaran, masyarakat disibukkan dengan membeli beraneka keperluan. Mulai dari aksesoris rumah, seperti membeli gorden, toples kueh, kursi duduk, pakaian, beraneka kueh mueh dan kacang-kacangan, hingga bahan-bahan untuk mempercantik rumah seperti cat dan lainnya.
Khusus untuk pakaian, masyarakat pembeli tidak hanya terkonsentrasi di pasar induk jalan Sudirman juga pasar Sukaramai, tapi juga menyebar di beberapa tempat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jelang lebaran ada saja kelompok masyarakat yang membuka bazar Ramadan, kali ini lokasi dan jumlahnya lebih banyak.
Selain di halaman komplek Koramil jalan Cokro Bengkalis, ada juga bazar Ramadan di pasar Terubuk Bengkalis dan Lapanga Bandar Sri Laksamana (pasir). “Banyak tempat banyak pilihan, pilihan model dan pilihan harga tentunya. Soal apakah ramai atau tidak yang membeli, tergantung kemampuan daya beli masyarakat itu sendiri,” ujar Aulia warga Bengkalis, Minggu (5/7).
Selain memborong pakaian dan perhiasan, sejumlah warga juga terlihat sibuk memilih dan membeli kueh kering dan kacang kacangan. Seperti dituturkan Nurmala (60), dirinya menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk membeli kacang-kacangan, sementara untuk berbagai jenis kueh kering, dirinya lebih memilih membuat sendiri.
“Kalau semuanya beli tak tahan duitnya, apalagi nengok harga-harga kueh kering di toko, satu toples ada yang sampai ratusan ribu. Jadi kami beli kacang-kacangan dan gula-gula saja,” ujar warga pulau Padang Meranti ini.
Ungkapan senada juga disampaikan Darti (27) warga Kembung Luar, menurutnya kondisi ekonomi masyarakat petani saat ini kurang begitu menggairahkan, karena sejak setahun terakhir harga karet tidak sebanding dengan harga-harga kebutuhan pokok, begitupun harga kelapa.
“Paling kalaupun beli yang kacang-kacang saja, selebihnya kita buat sendiri, tak sanggup kalau harus beli semua, apalagi kueh keringnya untuk ukuran kami terlalu mahal,” sebut Darti.
Pantauan di pelabuhan Camat Bengkalis, sejumlah buruh terlihat membongkar ribuan kes minuman kaleng berbagai merek untuk diangkut ke gudang-gudang. Minuman kaleng dan soya botol juga menjadi salah satu pelengkap setiap kali musim lebar, “Kalaupun harus beli, paling tiga sampai empat kes saja,” ujar Firdaus pula.
Sementara itu di sejumlah toko emas di Bengkalis juga mulai ramai dikunjungi. (man)