Ditemukan Bahan Berbahaya Dalam Takjil
BANGKINANG (HR)- Badan Pengawasan Obat dan Makanan Riau dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kampar melakukan razia makanan di Pasar Inpres Bangkinang, Rabu (1/7). Hasilnya, banyak ditemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya.
Dalam sidak yang dipimpin Kepala BPOM Riau, Indra Ginting dan Kadisperindag Kampar, Amin Filda, serta dari Dinas Kesehatan Kampar, Kabid Pengawasan Perindag, Erdiot, serta anggota satpol PP di Pasar Inpres, Bangkinang, di kawasan Plaza Bangkinang ini, tim membeli beberapa sampel makanan, seperti takjil, cincau, cendol, daging kikil, ayam, dan sebagainya.
"Ternyata dari makanan yang kita ambil mengandung bahan berbahaya seperti Rodamin B, Borak dan Metamin Yellow," ujar Indra, menambahkan bahan makanan berbahaya ini ditemukan dalam takjil.
Dijelaskan Indra, bahan makanan berbahaya ini terdiri dari dua macam. Pertama bahan pewarna yang terdiri dari dua macam, yaitu Rodamin B dan Mentamin Yellow. Rodamin ini terdapat dalam zat pewarna yang biasanya berwarna pink dan Mentamin Yellow biasanya berwarna kuning seperti mie.
Selain bahan pewarna, juga bahan pengawet, yaitu borak dan formalin. Boraks biasanya terdapat dalam mie dan formalin pada makanan seperti ikan teri, bilis dan sebagainya.
"Kita temukan adalah Rodamin B, Mentamin Yellow dan Boraks, ini yang harus diwaspadai masyarakat. Karena walaupun hanya empat jenis, namun bahan berbahaya ini bisa menyebar," ujarnya.
Sementara itu Kadisperindag Kampar, Amin Filda, usai sidak menjelaskan, pihaknya akan memanggil para pedagang dan memberikan mereka peringatan. "Mereka juga akan diminta untuk membuat pernyataan agar tidak lagi menjual makanan dengan bahan yang sama," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan menelusuri darimana pedagang mendapatkan makanan dengan bahan berbahaya tersebut, karena biasanya diproduksi oleh satu sumber. "Kita juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati, karena bahan makanan berbahaya ini membuat kesehatan terganggu," ujarnya.
Pihaknya akan terus mengawasi penjualan makanan berbahan berbahay ini namun tentunya memerlukan bantuan dan aspirasi semua pihak. ***