BRI Syariah Berharap Suntikan Modal
JAKARTA (HR)- BRISyariah tengah menanti kucuran dana segar dari induk usaha yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), sebesar Rp 500 miliar. Direktur Utama BRISyariah, Moch. Hadi Santoso menuturkan, proses suntikan modal segar itu tengah dibahas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang merupakan wasit lembaga keuangan.
"Proses suntik modal sekarang sudah sampai di OJK. Sedang minta persetujuan otoritas," kata Hadi di Jakarta, akhir pekan kemarin.
BRISyariah berharap, dana segar itu bisa mengucur bulan depan atau awal semester II-2015, agar perseroan bisa melakukan ekspansi usaha dengan lebih leluasa. Suntikan modal sebesar Rp500 miliar ini, diperkirakan akan mampu mendongkrak rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) BRISyariah menjadi 14 persen dari posisi sekarang di level 11,46 persen.
"Kami perkirakan dengan CAR menjadi 14 persen akan cukup untuk melakukan ekspansi bisnis selama satu tahun ini. Ekuitas kalau ditambah suntikan modal Rp500 miliar akan jadi Rp1,9 triliun dari Rp1,4 triliun saat ini," jelasnya.
Catatan saja, Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus berusaha memperkuat permodalan anak usahanya, BRI Syariah dan BRI Agro Niaga. Kedua bank tersebut akan mendapat suntikan modal dari BRI masing-masing sebesar Rp500 miliar di semester II 2015.
Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo bilang, pihaknya telah menyelenggarakan Rapat ALCO yang hasilnya adalah menyetujui rencana untuk melakukan penambahan suntikan modal kepada BRI Syariah dan BRI Agro Niaga.
Mekanisme yang ditempuh dalan penambahan modal dua anak usaha BRI tersebut adalah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau lazim disebut rights issue. Dengan begitu, para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar peme-gang saham suatu perseroan akan menerima penawaran terlebih dahulu untuk membeli saham pada harga yang telah ditentukan.
Realisasi rights issue BRI pada BRI Syariah dan BRI Agro Niaga direncanakan berlangsung di semester II 2015. Saat ini modal inti BRI Agro Niaga di kuartal I 2015 baru mencapai Rp 886,04 miliar atau tumbuh 5,98 persen secara year on year (yoy). Sementara modal inti BRI Syariah di periode yang sama mencapai Rp1,66 triliun atau tumbuh 1,84 persen secara yoy.
Dengan demikian BRI Agro Niaga masih di kelompok BU-KU I (kelompok bank dengan modal inti berkisar Rp100 miliar - Rp1 triliun), sedangkan BRI Syariah termasuk kelompok BUKU II (kelompok bank dengan modal inti berkisar Rp1 triliun - Rp5 triliun).(kon/ara)