Grand Max Tabrak Pejalan Kaki

6 Tewas, 1 Luka Berat

6 Tewas, 1 Luka Berat

LUBUK BASUNG (HR)-Mobil Daihatsu Gran Max Nopol BA 8870 LN yang dikendarai Erianto (30), warga Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam menabrak tujuh orang pejalan kaki di Padang Koto Marapak, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Menurut Kapolres Agam AKBP Eko Budhi Purwono, kejadian pada pukul 06.30 WIB bermula saat mobil itu dibawa Erianto dari Pasaman Barat menuju Bawan, Agam. Sesampai di lokasi, tujuh orang pejalan kaki di sebelah kanan ditabrak.

"Lima orang meninggal di lokasi kejadian dan satu orang meninggal di rumah sakit, sementara satu lagi kritis," katanya, Sabtu (27/6)

Setelah menabrak korban, mobil masuk parit sementara sopirnya langsung diamankan warga dan diserahkan ke pihak polisi.


"Kita apresiasi masyarakat tidak menghukum pelaku. Kini kita sudah periksa dia. Hasil keterangannya, pelaku mengantuk saat menabrak tujuh korban tersebut," katanya.

Lima korban yang meninggal di lokasi bernama Laila Zaid (11) pelajar SD, Beti (16), Sarwini (20), Selfi Lusi Wardani (12), dan Lidia Lusi Wardani (18). Semua korban adalah warga Padang Koto Marapak, Kecamatan Palembayan.

Sementara, yang meninggal di RSUD Lubuk Basung adalah Evili Dwi Keyla Okvidios (8,5). Korban Meri Herawati (15) dirujuk ke Rumah Sakit M Jamil Padang.

"Kita sudah olah TKP. Saat olah TKP, kita identifikasi satu-satu, mulai dari kendaraan, jalan, dan sopir. Indikasinya kecelakaan memang karena kelalaian sopir," pungkas Eko Budhi Purwono.
 

Mengantuk

Setelah menabrak pejalan kaki yang menyebabkan 6 orang tewas, Erianto (30), sopir Daihatsu Grand Max langsung menyerahkan diri. Ia merasa bersalah dan meminta maaf kepada keluarga korban.

"Ini kesalahan saya karena terlalu memaksakan diri mengendarai mobil dalam kondisi yang mengantuk. Saya minta maaf kepada keluarga korban," kata Erianto pada petugas di Unit Laka Sat Lantas Polres Agam.

Menurut Erianto, ia mulai mengendarai mobil dari tempat tinggalnya di Jambak Kecataman Lingkung Aur Kabupaten Pasaman Barat selepas subuh, menuju Bukittinggi. Tidak jauh dari TKP, Erianto mengantuk dan tetap memaksakan diri mengendarai mobil.

"Rencananya saya ingin ke Bukittinggi menyelesaikan pekerjaan. Tapi peristiwa ini di luar dugaan saya. Saya sangat menyesal. Karena kelalaian saya mengakibatkan nyawa orang melayang," kata Erianto yang bekerja sebagai Vendor Telkomsel itu.(sdn/kpc/yuk)