UNHCR dan PMI Teken MoU Bantuan untuk Pengungsi
Jakarta (HR) - Organisasi PBB untuk penanganan pengungsi, UNHCR dan Palang Merah Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membantu para pengungsi. MoU itu diteken untuk memperkuat kolaborasi dalam beberapa hal, termasuk untuk melindungi pengungsi dan membantu tali silaturahmi di antara pengungsi yang terpisah dari keluarganya.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Thomas Vargas pada Jumat (19/6), di Goethe Institute, Jakarta Pusat.
"Jadi, kerja sama antara PMI dan UNHCR sudah ada sejak dahulu. MoU ini memperkuat lagi apa yang telah kami lakukan sebelumnya di Sulawesi Selatan dan di Bali," kata Vargas.
Dia melanjutkan, nota kesepahaman itu akan mengikat dalam tingkat nasional dan fokus membantu beberapa aktivitas, terutama anak-anak pengungsi. Kemudian, bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman antara pengungsi dengan tuan rumah (Indonesia.red).
"Kami akan meningkatkan pemahaman hubungan baik antar mereka," kata Vargas.
Saat ini, Indonesia menjadi tuan rumah bagi 13 ribu pengungsi dan pencari suaka. Melihat fakta itu, Vargas mengungkapkan rasa terima kasih kepada Indonesia.
"Kami merasa terhormat karena memperoleh persetujuan PMI untuk bekerja sama dengan lebih erat bagi kebaikan pengungsi. Selain itu, saya juga berterima kasih kepada masyarakat Indonesia karena bersedia menjadi tuan rumah bagi mereka," kata Vargas.
Dia menambahkan, para pengungsi beruntung, karena masih ada negara-negara seperti Indonesia yang dengan bermurah hati memberikan tempat sementara bagi mereka. Para pengungsi itu bisa tetap tinggal, hingga ditemukan solusi bagi mereka.
Sementara, Ketua Pelaksana Harian PMI, Ginanjar Kartasasmita, mengatakan kerja sama antara UNHCR dan PMI itu bermanfaat untuk mengatasi masalah yang dihadapi pengungsi, sebelum pemerintah mengambil alih secara keseluruhan.
"Jadi, sebelum diambil alih pemerintah, kami inilah yang membantu," kata Ginanjar.
Dia menyebut, UNHCR dan PMI memiliki visi yang sama yaitu kemanusiaan. Salah satu masalah yang dihadapi pengungsi saat ini yaitu mengatasi keluarga yang terpecah.
"Kami bersama UNHCR tengah berupaya mengembalikan keluarga ini, mencari di mana keluarganya. Itu lah salah satu upaya yang kami lakukan," Ginanjar menambahkan. (viv/ivi)