Rupiah Menanjak lagi

JAKARTA (HR)- Nilai tukar rupiah diproyeksikan kembali bergerak variatif dengan potensi bertahan dari pelemahan, Jumat (18/6). Pasar merespon penguatan mata uang lain atas dollar AS. Keputusan the Fed untuk tidak menaikkan suku bunga dikonfirmasi oleh inflasi AS yang masih rendah di bulan Mei sehingga menjadi alasan untuk indeks dollar AS mem pertahankan sentimen pelemahannya hingga dini hari.
Euro berhasil menguat akibat dollar AS yang lemah, meskipun hingga detik ini Yunani belum juga berhasil meyakinkan para krediturnya untuk menggelontorkan pinjaman lanjutan. Saat ini imbal hasil obligasi Yunani 10 tahun masih bertahan di atas 12 persen.
Pelemahan dollar AS pun menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia diperkirakan bertahan di pasar Asia hari ini. Imbal hasil SUN turun drastis hingga kemarin sore di tengah ekspektasi ditahannya BI rate di 7,5 persen.
Penurunan imbal hasil global yang dipicu oleh keputusan the Fed yang tidak menaikkan suku bunga acuannya, yang menyebabkan imbal hasil SUN dapat turun. Begitu juga dengan rupiah yang berhasil menguat bersama mata uang lain di Asia hingga kemarin sore. "Penguatan aset berdenominasi rupiah berpeluang berlanjut hari ini walaupun sentimen negatif dari utang Yunani akan mencegah penguatan yang drastis dalam waktu singkat," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia pagi ini.(kom/ara)
Berita Lainnya
- Hari Kelima Pandaftaran, Baru 117 Balon Anggota DPD RI Mendaftar
- 20 Calon Haji Indonesia Dirawat di RS Saudi
- Budi Waseso Usulkan Hukuman Mati untuk Pengguna Narkoba
- Melukai Hati Rakyat, Said Abdullah Desak DPR Batalkan Anggaran Gorden Rumah Dinas Rp43,5 M
- MPR dan DPR Siap Tampung Massa Demo 4 November
- Lokasi Utama MTQ Sumut ke-35