Aquino Serukan Upaya Damai dengan Muslim Moro
Manila (HR)- Presiden Filipina Benigno Aquino berupaya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang sempat terhenti dengan pemberontak Muslim pada Selasa, 16 Juni 2015. Ia menyerukan pada anggota parlemen untuk memberikan otonomi bagi wilayah selatan Bangsa Moro yang dihuni mayoritas masyarakat muslim.
"Saudara-saudara Moro kita telah membuat komitmen, dan itu adalah bukti nyata kesungguhan mereka," kata Aquino dalam pidatonya di "upacara dekomisioning" di Mindanao.
Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dalam upacara tersebut juga secara simbolis menyerahkan 75 senjata. Sebelumnya MILF, kelompok gerilyawan Muslim terbesar di Filipina, telah bersepakat pada Maret tahun lalu untuk membubarkan pasukan gerilya dan menyerahkan 15.000 senjata sebagai pertukaran untuk kontrol pada bidang perekonomian, budaya dan politik mereka.
Senjata-senjata itu akan diserahkan kepada kelompok pemantau independen, dan sebagai gantinya pemerintah akan memberikan sekitar 25.000 peso ( Rp 7,4 juta) kepada masing-masing 145 mantan gerilyawan untuk memulai hidup baru sebagai petani. Demikian dilansir di laman Trust.Org.
Al-haji Murad Ebrahim, pemimpin kelompok pemberontak yang memiliki 11.000 anggota, mengatakan penyerahan senjata itu bukan tanda kelemahan. "Kami memulai perjalanan panjang menuju transformasi, bukan menyerah," kata Murad.
Aquino dipercaya berusaha untuk mewujudkan cita-cita perdamaian sebelum turun dari kekuasaan pada Juni 2016.
Konflik 45 tahun antara pemerintah Filipina - negara dengan mayoritas penduduk Katolik – dan kelompok muslim yang berbasis di daerah selatan dilaporkan telah menewaskan 120 ribu orang, 2 juta pengungsi dan menghambat pertumbuhan di wilayah (tpi/ivi)