Jefry Noer Pencetak Petani Kaya
SIAK HULU (HR)-Program Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi yang terintegrasi dengan baik yang nantinya bermuara pada kesejahteraan masyarakat, hingga tercipta petani-petani kaya, merupakan program yang sangat bagus dan baru pertama ada di Indonesia yang dipelopori Bupati Kampar, Jefry Noer
Demikian dikatakan Direktur Sayuran dari Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian Pertanian, Dwi Iswari, saat memberikan motivasi kepada peserta pelatihan P4S di lokasi pertanian terpadu Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kamis (11/6).
"Upaya yang dilakukan Bupati Kampar ini sangat luar biasa bagusnya, saya terkagum-kagum, karena belum ada saya temui Bupati menciptakan program yang langsung menyentuh petani satu persatu seperti ini, mencetak orang-orang kaya dengan fasilitasi yang cukup dan juga menyediakan wadah untuk mendapatkan dana bergulir. Artinya, setelah selesai pelatihan, petani tidak dilepaskan begitu saja," ujar Dwi.
Dwi menambahkan, konsep yang dibuat Jefry Noer sangat bagus, yang memikirkan dan memberi jalan bagi banyak masyarakatnya untuk sukses. "Kami saja dari Kementerian baru punya konsep seperti ini di atas kertas, belum dilaksanakan, tapi Kampar sudah mendahuluinya dan mengaplikasikannya untuk masyarakat," ulasnya.
Kepada petani, Dwi mengimbau agar mau bekerja keras agar menjadi orang yang berhasil. "Karena Bupati Kampar telah memberikan segalanya dan kami dari Kementerian sangat menghargai upaya tersebut, masyarakat bukan hanya diberi ilmu, tapi juga diberi kail dan juga fasilitas pinjaman," ucap Dwi.
Kepada Bupati Kampar, Jefry Noer, Dwi meminta untuk mengakses seluruh alokasi dana dari pusat. "Kami akan sangat membantu, karena petaninya sudah terlatih, agar nantinya petani Kampar bisa dilirik Internasional dan petani siap menghadapi pasar bebas," katanya.
Sementara itu Direktur Pemberdayaan Ekonomi LIPI, Darwin, yang juga hadir pada kesempatan juga memberikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan Jefry Noer untuk memajukan ekonomi masyarakat. "Dimana-mana saya temui bupati hanya gunting pita pada acara-acara, tapi di Kampar bupatinya langsung terjun ke lapangan dan tidak canggung-canggung memegang langsung kotoran sapi," ujarnya. (adv/humas)