Meranti Siap Jadi Penghasil Elpiji
SELATPANJANG (HR)- Kepulauan Meranti memiliki poteni sumber daya alam yang menjanjikan. Seperti tambang minyak dan gas serta berbagai jenis pertambangan lainnya.
Salah satunya keberadaan ladang migas yang dikelola perusahan Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait SA, yang beroperasi di Kurau- Pulau Padang Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti. Kalau sebelumnya diungkapkan ada jumlah besar kubikasi gas ikutan yang belum termanfaatkan, di luar gas yang dijadikan pembangkit listrik di PLTMG Melibur.
Potensi yang dimiliki itu bisa dijadikan elpiji, seiring dengan semakin banyaknya penggunaan gas elpiji di tengah masyarakat saat ini.
Kepala Departemen Komunikasi EMP MSSA Dahrul, menjawab Haluan Riau Jumat kemarin mengatakan, pihaknya belum melakukan kajian ke arah pembangunan industri gas elpiji dimaksud. Walaupun EMP dikatakan memiliki cadangan gas, namun untuk mendirikan pabrik elpiji itu, harus berdasarkan study kelayakan dan kajian keekonomiannya terlebih dahulu.
Perusahaan tidak dalam posisi menolak rencana yang akan dilakukan. Hanya saja semua pergerakan perusahaan itu harus seizin pemerintah, dalam hal ini Menteri ESDM. Sebab perusahaan EMP hanya bergerak di bidang perminyakan saja.
“Jadi kalaupun ada potensi gas yang bisa dijadikan elpiji dari ladang migas yang ada, harus dilakukan terlebih dahulu kajian mendalam. Dan setelah ada kajiannya yang mengatakan ada nilai eknominya maka diajukanlah perizinannya," ujarnya.
Tentunya juga harus ada investor yang mau menanamkan investasinya. Sebab investasi di bidang itu tidaklah sedikit. Sehingga pihak investor juga sebelumnya harus melakukan kaian dan penghitungan sehingga akhirnya bersedia menanamkan investasinya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energy Kabupaten Kepulauan Meranti menjawab Haluan Riau mengatakan, sejauh ini rencana kelanjutan untuk membangun industri gas elpiji yang memanfaatkan sumber gas dari ladang Migas EMP MSSA tampaknya dibatalkan.
Sebab gas ikutan yang bisa dikonfersi ke gas elpiji dimaksud justru telah dialihkan untuk pembangkit listrik yang ada di Desa Mengkikip saat ini.
Potensi gas yang terdapat dari ladang migas tersebut sebagian besar disuplay ke PT Bumi Siak Pusaka dalam rangka kegiatan eksploitasi minyak juga di perusahaan BUMD milik Pemkab Siak itu.
Jadi sisanya kita manfaatkan untuk pembangkit listrik yang akan menghasilkan power sebesar 5 MW untuk kebutuhan listrik di Meranti.
Dengan pembangunan jaringan listrik dari Desa Mengkikip ke Desa Gogok tersebut adalah dengan memanfaatkan potensi gas dari ladang Migas yang sebelumnya memang ada wacana untuk membangun pabrik gas elpiji, bekerjasama antara EMP dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Badan Usaha Milik Daerah itu,”terang Herman.
Pantauan Haluan Riau di Kepulauan Meranti saat ini, kebutuhan gas elpiji sudah semakin meluas. Kalau sebelumnya tahun 2011 lalu banyak warga yang merasa takut menggunakan kompor gas, walaupun diberikan secara gratis itu. Namun saat ini hampir semua masyarakat telah menggunakannya.(jos)