Warga Bersyukur Terhindar dari Ancaman Kebakaran
SELATPANJANG (HR)- Masyarakat Kepulauan Meranti merasa bersyukur karena hujan turun mengguyur seluruh kawasan membuat daerah kepulauan itu terhindar dari ancaman kebakaran. Walau pada awal April lalu telah terlihat tanda-tanda musim panas, dimana diperkirakan Mei hingga Juni ini akan terjadi kemarau panjang sebagaimana biasa.
Namun perkiraan banyak orang itu ternyata meleset justru terjadi kebalikannya. Yakni justru intensitas turunnya hujan cukup tinggi sejak Mei hingga memasuki Juni saat ini.
Mudah-mudahan intensitas turunnya hujan ini tetap tinggi, sehingga benar-benar terhindar dari ancaman kebakaran,”ujar Suwandi warga Teluk Buntal kepada Haluan Riau lewat ponselnya Jumat kemarin.
Ada berbagai prediksi yang sempat diungkapkan dengan berkaca pada tahun lalu. Dimana dalam bulan yang sama sedang terjadi musim kering yang diikuti oleh musibah kebakaran.
Sehingga baik pemerintah maupun perusahaan dan juga masyarakat sudah mewanti-wanti akan terjadinya kebakaran jika memang terjadi musim kemarau.
Tapi Tuhan tidak mengizinkan umatnya terus menderita, makanya diturunkannya hujan yang sebenarnya saat ini sudah memasuki musim kemarau,” ungkap Suwandi.
Sementara itu Setyo Budi Utomo Forestry Support Coordinator PT NSP kepada Haluan Riau juga mengaku bersyukur dengan musim pancaroba yang sudah terjadi saat ini.
Budi juga mengakui kalau sebenarnya bulan Juni ini adalah musim kering sesuai biasanya yang terjadi di Kepulauan Meranti. Eh, ternyata turun hujan. Dan turunnya hujan juga dengan intensitas tinggi, yang menghambat terjadinya kebakaran.
Namun demikian menurutnya, perusahaan mereka yang bergerak di bidang sagu itu senantiasa dalam posisi siaga siang malam untuk tidak terjadi kebakaran lagi.
Walaupun hujan saat ini, namun jika kering selama dua minggu ke depan, maka potensi kebakaran bisa saja terjadi. Untuk itu management PT NSP tetap mengunstruksikan bagi petugas regu pemadam kebaran agar siap sedia dalam kondisi apapun jua.
“Kita juga berharap kepada anggota MPA yang telah terbentuk tetap siaga dan siap diterjunkan kapan dibutuhkan dalam mengamankan desanya masing-masing. Sebab musibah itu kadang datangnya tidak terduga, untuk itu diperlukan kesiapan dan kesigapan. Kapan dibutuhkan kita harus siap diterjunkan,”sebutnya. (jos)