Dumai Lolos Seleksi Adipura Tahap II
DUMAI (HR)-Kota Dumai lolos untuk mengikuti seleksi Adipura tahap II setelah dinyatakan dapat peringkat 11 se-Indonesia pada seleksi tahap awal. Untuk Provinsi Riau berada di urutan keenam dalam kategori Kota Sedang.
Penilaian P2 telah dilakukan sejak pertengahan bulan Mei 2015 lalu oleh tim penilai Adipura pusat, dan hasil penilaiannya akan diekspos dalam waktu dekat.
"Ekspos dilakukan oleh dari tim penilaian Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup (LH), Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE), dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau dalam waktu dekat ini," kata penanggungjawab kegiatan Adipura 2015 Kota Dumai, Bambang Suriyanto kepada wartawan akhir pekan kemarin.
Kata Bambang, untuk penilaian P2 akan dilakukan dibidang penggelolaan dan pelayanan pasar tradisional. Dan pasar yang ditunjuk untuk dilakukan penilaian adalah pasar tradisional Pulau Payung dan pasar Bunda Sri Mersing (BSM). "Awalnya penilaian hendak dilakukan di pasar tradisional Kelakap Tujuh, tapi mengingat pasar itu tidak bertuan maka penilaian dialih pindahkan ke pasar Pulau Payung dan BSM," sebutnya.
"Kita sudah berusaha melakukan pembenahan dan memperbaiki seluruh yang menjadi objek penilaian. Semoga saja upaya dan kerja keras yang telah kita lakukan dapat menuai hasil positif, dan impian Kota Dumai untuk meraih Adipura tahun 2015 ini semoga terwujud," tambahnya.
Sesuai catatan media ini dari hasil ekspos tahap pertama (P1) yang dilaksanakan di gedung Media Center, Rabu (18/3) lalu, Kota Dumai telah mengoleksi nilai 71.50 dari beberapa objek penilaian yang telah dilakukan. Diantaranya, pemukiman 63.60, Pasar 65.79, Pertokoan 58.67, Perkantoran 62.43 dan Taman kota 69.83.
Namun, nilai itu belum bisa menjamin Kota Dumai untuk meraih Adipura. Karena, Kota Dumai masih terdapat sejumlah pengelolaan sampah dan penataan bangunan yang kurang baik dan itu sangat berpengaruh dalam penilaian Adipura.
Sesuai pengamatan di lapangan, di berbagai tempat masih minim persediaan tong sampah dan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai sampah, serta kumuhnya lingkungan yang diakibatkan sampah berserakan sana-sini.
Di sisi pasar, Pemerintah Kota Dumai sejauh ini belum mampu menata para pedagang se-apik mungkin. Khususnya di Jalan Ombak pasar Pulau Payung dan pasar BSM, masih banyak para pedagang yang berjualan dipinggiran jalan serta memanfaatkan badan jalan sebagai tempat berjualan sehingga membuat arus lalulintas terganggu.
Tidak itu saja, sejumlah titik-titik yang menjadi penilaian Adipura di Kota Dumai masih terlihat sangat buruk dan kumuh akibat kurangnya kepedulian insatansi terkait.
Dijelaskannya, kawasan kuliner tersebut akan ditempatkan 200 PKL kuliner malam. Rencanya mereka menyajikan makanan khas Melayu. Ada juga sejumlah penjual kuliner ala nusantara. "Ini merupakan satu wacana dari Walikota Dumai," demikian Bambang.***