Capai 5 Hektar Lahan di Kawasan TNTN Lubuk Kembang Bungo Terbakar

Capai 5 Hektar Lahan di Kawasan TNTN Lubuk Kembang Bungo Terbakar

Riaumandiri.co - Kebakaran hutan kembali terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), tepatnya di Resort Lancang Kuning, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.


Peristiwa ini terjadi pada Jumat (18/4) dan baru diketahui secara luas pada Minggu (20/4).



Kapolres Pelalawan AKBP Afrizal Asri mengungkapkan bahwa titik koordinat hotspot terpantau dari Dashboard Lancang Kuning berada di kawasan TNTN. "Untuk saat ini kondisi api sudah padam dan telah dilakukan pendinginan," ujar AKBP Asri.


Lebih lanjut, ia menyebutkan lokasi titik api berada di Resort Lancang Kuning, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui. Kondisi tanah di lokasi merupakan lahan mineral, sebagian telah dibuka (imas), dengan vegetasi berupa semak belukar serta tanaman Akasia. Luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 5 hektar.


“Polres Pelalawan melalui Unit II Reskrim akan memulai pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan melakukan pengumpulan barang bukti. Atas tindakan pelaku yang membuat terjadinya karhutla ini, akan kita tindak tegas sesuai hukum yang berlaku. Kita akan usut tuntas dan selidiki terus kejadian Karhutla ini sampai tuntas," tegas AKBP Afrizal Asri SIK.


Kasat Reskrim Polres Pelalawan melalui Kanit Tipidter Iptu Asbon Mairizal membenarkan adanya kejadian kebakaran tersebut. Informasi awal diperoleh dari Ketua RT Kelapa Gading, Desa Lubuk Kembang Bunga, yang menghubungi Bhabinkamtibmas. Laporan tersebut kemudian diteruskan kepada Kapolsek Ukui, AKP Rudi Hardiyono.


Tim piket Mapolsek segera menuju lokasi setelah titik api terpantau di Aplikasi Dashboard Lancang Kuning (DLK). “Personil melakukan upaya pemadaman menggunakan alat yang ada. Setelah api padam, tim yang dipimpin Kapolsek Ukui AKP Rudi Hardiyono S.H bersama tim Damkar TNTN dan RAPP melakukan pendinginan dengan mesin mini striker, mobil tangki air, dan alat seadanya seperti ranting dan daun pohon," jelas Iptu Asbon.


Dalam proses pemadaman, tim menghadapi berbagai kendala seperti medan yang sulit dilalui kendaraan roda empat, tidak adanya sumber air di lokasi, serta kondisi lahan berupa perbukitan yang menyulitkan jangkauan ke titik api di bagian bawah. Selain itu, arah angin yang tidak menentu juga menambah tantangan karena berpotensi menimbulkan titik api baru.


Setelah proses pemadaman dan pendinginan selesai, tim langsung memasang plang tanda telah terjadi Karhutla dan mengumpulkan data para saksi. "Penyelidikan akan terus dilakukan. Bagi pelaku yang mengakibatkan terjadinya Karhutla, akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku," tutup Iptu Asbon Mairizal.



Berita Lainnya