Gubri Wahid Tinjau Banjir di Kampar: Harus Ada Bendungan Lagi

Gubri Wahid Tinjau Banjir di Kampar: Harus Ada Bendungan Lagi

Riaumandiri.co - Gubernur Riau, Abdul Wahid, langsung turun ke lapangan meninjau banjir yang terjadi di Kabupaten Kampar, tepatnya di Desa Kampung panjang, Air Tiris, Senin (3/3).


Banjir yang menyebabkan ribuan warga Kampar ini terdampak, akibat dibukanya lima pintu pelimpahan waduk (spillway gate) PLTA Koto Panjang, setingga 170 cm. 



Gubri Abdul Wahid, yang juga didampingi Bupati Kampar, Ahmad Yuzar dan Wakil Bupati Misnarni, sesampainya di Desa Kampung Panjang, meninjau rumah-rumah warga yang berada di belantara sungai Kampar, dengan menggunakan perahu karet, merasa prihatin rumah warga ada yang sampai tenggelam dan hanya atap rumah yang tersisa. Selain itu akses jalan dan jembatan juga tertutup akibat meluapnya air sungai Kampar.


“Jadi kami langsung turun meninjau lokasi banjir, paninjauan kami dilapangan ini banjir diakibatkan dari meluapnya debit air dari PLTA Koto Panjang, itu dibuka pintunya sehingga dampaknya sampai kesini. Untuk antisiapsi dalam waktu pendeknya ini tentu kami bersama Bupati berkoordinasi membantu warga yang terdampak dulu, baik dari sisi sembako, selimut karpet, tikar dan lain lain,” ujar Abdul Wahid. 


“Dan untuk jangka panjangnya kami akan berdiskusi beserta PLN dan Pemerintah pusat bagaimana banjir seperti ini tidak terjadi dan harus kita cari solusinya, karena ini terjadi bukan hanya di Kampar di Pelalawan juga. Beberapa kali jalan di sana tidak bisa berfungsi dengan baik antrian mengakibatkan sembako mahal, semuanya tersendat oleh karwna itu perlu solusi,” tambah Gubri. 


Gubri menyampaikan, untuk solusi yang akan disampaikannya ke Pemerintah pusat, agar tidak terjadi lagi banjir yang setiap tahun terjadi akibat dibukanya spilway PLTA Koto Panjang ini, solusinya dengan menambah bendungan baru untuk menampung debit air akibat hujan yang tinggi melanda di wilayah Sumbar dan Riau. 


“Solusinya sebenarnya kita mau minta buat bendungan lagi, kalau debit air disana dibuka umpannya disini ditahan nanti pelan-pelan diangsur. Sebenarnya harus ada satu atau dua bendungan lagi supaya bisa teratasi,” kata Wahid.


Sementara itu, salah seorang warga Kampung Panjang Air Tiris, Rohim, saat ditemui mengatakan ia bersama masyarakat lainnya setiap tahun mengalami banjir yang cukup besar. Karena air sungai kampar naik akibat dibukan pintu waduk PLTA Koto Panjang. Untuk itu ia meminta agar pemerintah bisa mencarikan solusi segera, agar banjir yang sama tidak terjadi lagi.


“Tadi malam tiba-tiba air masuk kedalam rumah saya, ini airnya tinggi hampir sampai sepinggang. Tentu kami sekeluarga panik dengan kondisi banjir yang tiba-tidak masuk kedalam rumah. Memang tiap tahun terjadi seperti ini akibta dibukanya waduk PLTA Koto Panjang. Tolong carikan kami solusi agar tidak lagi banjir tiap tahun seperti ini,” kata Rohim.


Sementara itu, dari datan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau, untuk wilayah terdampak di Kampar Utara, berdasarkan laporan dari pemerintah setempat ada 315 rumah di Kampung Panjang terdampak banjir.


Desa Sendayan sebanyak 177 KK, 69 KK di Desa Naga Beralih. Banjir juga berdampak di Desa Muara Jalai yang merendam sebanyak 168 KK, lalu di Desa Sawah 262 KK, Sungai Tonang 12 KK, dan Desa Sungai Jalau 95 KK. Secara keseluruhan, sebanyak 1.098 KK di Kecamatan Kampar Utara terkena dampak banjir.


“Selain di Kampar, Kabupaten lain yang dilanda banjir diantaranya di Kabupaten Rohul, terdampak banjir sebanyak 5.942 KK, Kota Pekanbaru 55 KK, dan di Kabupaten Kuansing yang terdampak mencapai 168 KK. Ini data yang baru kami terima dari Kabupaten Kota,” kata M Edi Afrizal.