Hamas Tolak Lanjutkan Perundingan dengan Israel

Riaumandiri.co - Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas pada Ahad (23/2) mengatakan, bahwa mereka menolak melanjutkan perundingan dengan Israel sampai tahanan Palestina dibebaskan oleh Tel Aviv. Diketahui, Israel yang seharusnya melepaskan 620 tahanan Palestina pada Sabtu (22/2) sebagai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, memutuskan melakukan penundaan.
"Tidak akan ada pembicaraan dengan musuh (Israel) melalui mediator sebelum pembebasan tahanan yang disepakati sebagai ganti enam tawanan Israel," kata pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi dalam sebuah pernyataan.
"Para mediator harus mewajibkan musuh untuk melaksanakan perjanjian tersebut," tambahnya.
Hamas pada Ahad mengecam Israel karena menunda pembebasan tahanan asal Palestina. Hamas menilai penundaan oleh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran tawanan.
Israel yang semula akan membebaskan 620 warga Palestina pada Sabtu berdalih menunda pembebasan itu karena proses penyerahan sandera oleh Hamas dinilai "memalukan". Israel di antaranya merujuk potongan video yang menggambarkan salah satu tawanan mengecup kening pejuang Hamas viral di media sosial.
"Klaim Israel itu salah dan lemah serta bermaksud untuk menghindari kewajiban sesuai kesepakatan," kata pemimpin Hamas, Ezzat Al Rishq, dalam sebuah pernyataan.
"Upacara penyerahan tidak menghina tawanan, tetapi menunjukkan perlakuan manusiawi terhadap mereka," kata Ezzat, menambahkan.
Ezzat menegaskan, penghinaan sesungguhnya adalah perlakuan rezim Zionis terhadap tahanan Palestina dalam proses pembebasan mereka. Para tahanan Palestina kerap disiksa, dipukul, dan dihina hingga saat-saat akhir mereka dibebaskan.
"Para tahanan Palestina dibebaskan dengan tangan diborgol dan mata tertutup, keluarga mereka diancam agar tidak merayakan kepulangan mereka,” kata dia.
Rishq menuduh pemimpin Israel Benjamin Netanyahu sengaja menyabotase kesepakatan Gaza. Netanyahu disebutnya terang-terangan melanggar perjanjian dan Israel kurang bertanggung jawab memenuhi komitmennya.
Rishq mendesak para mediator dan komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghormati kesepakatan dan membebaskan para tahanan tanpa menunda-nunda. Kesepakatan gencatan senjata yang mulai diberlakukan bulan lalu itu telah menghentikan perang genosida yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza.