Penting Keseimbangan antara Manusia dan Alam di Dunia Pertambangan

RIAUMANDIRI.CO - Dalam rangka mendalami lebih jauh tentang praktik pertambangan yang berkelanjutan, Komisi XII DPR RI mengunjungi PT Vale Indonesia di Desa Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Dalam kunjungannya, Wakil Ketua Komisi XII Sugeng Suparwoto menyampaikan bahwa PT Vale, yang sebelumnya dikenal dengan nama INCO, telah beroperasi selama 56 tahun dan kini menjadi salah satu pemain utama dalam industri pertambangan Indonesia, khususnya dalam produksi nikel.
Sugeng menjelaskan bahwa setelah divestasi yang terjadi pada tahun lalu, kepemilikan saham Indonesia di PT Vale Indonesia mencapai sekitar 54 persen, dengan 30 persen saham dimiliki oleh MIND ID dan 20 persen saham diperdagangkan di pasar publik. Divestasi ini menunjukkan bahwa saat ini, PT Vale sebagian besar dimiliki oleh Indonesia, yang memungkinkan kontrol lebih besar terhadap industri ini.
Kunjungan ini bertujuan untuk memantau lebih lanjut mengenai praktik pertambangan yang baik, terutama dalam hal proses produksi, reklamasi, dan pasca tambang. Sugeng menggaris bawahi pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam dalam dunia pertambangan.
"Pertambangan memegang peran yang sangat penting dalam peradaban manusia, namun, tanpa memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian alam, pertambangan tidak bisa dikatakan manusiawi," ujarnya, Minggu (16/7/2025).
Selama kunjungan tersebut, Sugeng dan Tim Komisi XII mempelajari lebih lanjut mengenai peran PT Vale dalam mendukung perkembangan industri energi terbarukan, khususnya dalam produksi nikel matte, bahan baku utama untuk baterai penyimpanan energi. Nikel, menurut Sugeng, menjadi elemen yang sangat penting dalam pengembangan energi terbarukan, terutama dalam mendukung pengembangan tenaga surya yang memerlukan sistem penyimpanan energi.
"Indonesia memproduksi sekitar 40 persen dari total produksi nikel dunia, yang memberi negara ini pengaruh besar dalam pasokan nikel global," ujar Politisi Fraksi Partai NasDem ini.
Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa nikel adalah sumber daya alam yang tidak terbarukan, sehingga pengelolaan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan industri.
Sugeng juga mengapresiasi komitmen PT Vale dalam mengelola aspek-aspek ESG (Environment, Social, and Governance) dengan baik. "Vale telah menunjukkan upaya yang signifikan dalam memastikan bahwa aspek lingkungan dan tata kelola yang baik diterapkan, serta reklamasi bekas tambang dilakukan dengan serius," tambahnya.
Selain itu, Sugeng menyoroti dampak positif Vale terhadap perekonomian daerah sekitar. PT Vale memberikan kontribusi sekitar 500 miliar rupiah setiap tahunnya dari skema bagi hasil, yang berkontribusi hampir sepertiga dari total APBD daerah yang mencapai 1,5 triliun rupiah. Angka pengangguran di daerah tersebut juga tercatat rendah, hanya sekitar 4%, menunjukkan bahwa perusahaan ini turut berperan dalam menciptakan lapangan kerja yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Di sisi lain, terkait hilirisasi nikel, Sugeng menyatakan bahwa PT Vale telah mengambil langkah besar dengan memproduksi nikel matte dengan tingkat kemurnian tinggi. Namun, untuk memenuhi kebutuhan industri hilirisasi nikel yang lebih ideal, perusahaan ini perlu melanjutkan proses produksi hingga mencapai tahap akhir, seperti nikel kursor, katoda, dan akhirnya baterai. Langkah ini akan menciptakan industri yang lebih kompleks, dengan produk akhir yang dibutuhkan di sektor energi terbarukan.
"PT Vale Indonesia telah berhasil menjalankan praktik pertambangan yang berkelanjutan, memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal dan nasional, serta berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk masa depan energi terbarukan," tutup Sugeng Suparwoto. (*)