Galian IPAL Amblas, Pengamat Sebut Adanya Praktik Markup
![Galian IPAL Amblas, Pengamat Sebut Adanya Praktik Markup](https://www.riaumandiri.co/assets/berita/original/77694435455-GalianIPALdiJalanDagangkembaliamblas.jpeg)
Riaumandiri.co - Galian pipa Instalasi Pengelolahan Air Limbah (IPAL) yang berada di Jalan Dagang kembali amblas dengan ukuran yang cukup besar.
Selain membahayakan bagi warga, kondisi tersebut juga berdampak terhadap menyempitnya Jalan Dagang sehingga menyulitkan pengendara melintas terutama untuk roda empat.
Pengamat Tata Kota, Dr Mardianto, menduga ada praktik markup yang dilakukan kontraktor, sebab seharusnya kapasitas proyeksi IPAL paling cepat hancurnya selama 5 tahun.
Namun, faktanya saat ini hanya hitungan bulan saja sudah hancur dengan cepat.
"Kalau rusak diperbaiki, kan masih belum lama selesainya, minta perawatan, pertanggungjawabkan sama orang IPAL, pekerjaannya ada yang tidak benar, diduga ada mark up, dimainkan semen campurannya," ujar Mardianto.
Menurutnya orang proyek memiliki ukuran yang akurat dan pasti, seharusnya tidak meleset dari perkiraan yang telah dibuat, kecuali memang ada permainan dalam komposisi struktur pembangunan.
"Kalau membangun IPAL di tengah jalan, ada kapasitas jalannya itu, sudah dihitung itu beban yang dibawa, apalagi ini kan jalan lingkungan, sudah dihitung itu tutupan kekuatan semen tutupan," katanya.
Ia mencontohkan seperti pembangunan Jembatan Leton yang telah dibangun Chevron sesuai proyeksi untuk 50 tahun, hingga kini 60 tahun berjalan belum ada kerusakan yang parah.
"Seperti Jembatan Letton di Sungai Siak itu proyeksinya 50 tahun, sekarang sudah 60 tahun ketahanan awetnya itu," Ujarnya.
Perkiraan pembangunan IPAL tak hanya hitung soal beban mobil, sampai tekstur dan kontur tanah sangat dipertimbangkan.
Jadi menurut Mardianto, seharusnya tidak ada alasan lagi bagi kontraktor jika IPAL cepat rusak, karena semua sudah diukur dengan cermat.
"Orang saja bisa bangun kelok 9 tinggi cadas, bisa dibangun, laut pun bisa ditimbun, jadi tidak ada alasan," katanya.
Kondisi ini sangat memprihatinkan baginya, karena pembangunan yang berada di Ibu Kota Provinsi saja sudah tak terperhatikan, apalagi di daerah yang sulit dijangkau.
"Kontraktor pelaksananya wajib bertanggungjawab atas hancur di tengah jalan, mirisnya kita lagi itu pembangunan di tengah kota, dan Ibu Kota Provinsi, bayangkan pembangunan bersifat ujung pulau, di kampung sana tak memantau," katanya.
"Desak kontraktor dan mempertanyakan konsultan pengawas dimana, karena dia kan juga menerima progress dana yang dicairkan itu, jadi harus bertanggungjawab juga kan," katanya.
Warga sekitar, Mia mengatakan seharusnya ini juga menjadi perhatian pemerintah, lantaran jalan yang rusak harus segera diperbaiki. "Ya menurut saya harus segera diperbaiki ya sama pemerintah jalannya," singkatnya.