Waspada Inflasi Jelang Ramadan
![Waspada Inflasi Jelang Ramadan](https://www.riaumandiri.co/assets/berita/original/69188504933-IMG_1819-compressed.jpeg)
Riaumandiri.co - Pemerintah Daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diminta waspada terhadap kenaikan harga barang makanan pokok pada momen Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri mendatang.
Untuk mengantisipasi terjadinya inflasi pada momen Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri, Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan kementerian/lembaga diminta untuk terus melakukan koordinasi.
Oleh karena itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjabarkan bagaimana perkembangan inflasi pada momen Lebaran dari tahun ke tahun.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menerangkan, jika diperhatikan secara historis inflasi pada bulan april 2024 yang bertepatan dengan momen lebaran lebih rendah jika dibandingkan dengan Maret 2024 yang bertepatan dengan awal Ramadan.
"Karena mungkin puasa itu relatif lebih besar demandnya. Namun yang perlu kita waspadai kalau belajar dari tahun lalu pada saat awal Ramadhan 2024 terjadi inflasi makanan dan minuman, tembakau, sebesar 0,41 persen," katanya, dalam rakor pengendalian inflasi dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (10/2).
Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan, inflasi tahun 2024 lalu juga lebih rendah dibandingkan inflasi lebaran di 3 tahun terakhir sebelumnya, yakni April 2023, Mei 2022, serta Mei 2021.
Lanjutnya, kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar pada April 2024 adalah kelompok transportasi yaitu sebesar 0,12 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan andilnya pada Maret 2024.
Kemudian, kelompok makanan minuman dan tembakau bulan ini menyumbang andil deflasi sebesar 0,01% berbeda dengan bulan sebelumnya yang justru menjadi penyumbang mengambil inflasi terbesar.
"Jadi ini bisa menjadi catatan bagi kita untuk Ramadhan dan Lebaran tahun depan," ucap dia.
Plt Kepala BPS tersebut mengungkapkan, kelompok makanan, minuman dan tembakau, mengalami deflasi pada momen lebaran 2024 lalu, setelah 3 tahun berturut-turut menjadi penyumbang inflasi pada momen lebaran, pada April 2023, Mei 2022, serta Mei 2021.
Inflasi tertinggi di April 2022 yaitu sebesar 1,76 persen, dengan andil sebesar 0,46 persen terhadap inflasi nasional, serta komoditas minyak goreng memberikan andil terbesar pada bulan ini sebesar 0,19 persen.
"Minyak goreng, daging ayam, beras, telur ayam ras dan bawang putih perlu di waspadai mengalami kenaikan harga," tutupnya.
Kemudian, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan melihat historis empat tahun terkahir, pada bulan Januari selalu terjadi inflasi kecuali di Januari 2025 ini.
Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, pada bulan Januari 2025 terjadi deflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 0,76 persen.
Dengan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil deflasi terbesar pada Januari 2025 sebesar 1,44 persen.
"Sementara itu kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi, dengan andil inflasi sebesar 0,56 persen," kata dia.