Dinkes Catat 31 Kasus DBD Selama Tahun 2024

Dinkes Catat 31 Kasus DBD Selama Tahun 2024

Riaumandiri.co - Tercatat ada sebanyak 31 kasus Demam Berdarah (DBD) Sepanjang tahun 2024 terhitung dari Bulan Januari - Desember di Kabupaten Kepulauan Meranti. Di mana jumlah yang terdata di Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti tersebut lebih sedikit ketimbang 2023 lalu yang mana ada sebanyak 38 kasus. 

Kadiskes Kepulauan Meranti Muhammad Fahri mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus DBD tersebut, Sabtu (4/1).

"Kebersihan lingkungan yang ada disekitar juga mempengaruhi untuk tumbuh kembang nyamuk aedes. Untuk itu kita mengingatkan agar masyarakat dapat melakukan langkah-langkah 3M yakni menguras menutup dan mengubur," ungkap Fahri. 


Fahri juga membeberkan, melakukan fogging memang salah satu langkah untuk penanggulangan pembasmi nyamuk Aedes. Namun fogging tersebut bukan langkah awal untuk pembasmi melainkan langkah akhir untuk pemeberantas indukan nyamuk aedes. 

"Langkah awal ya penerapan pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan pemberian bubuk abate dan juga paling penting penerapan 3M disekitar rumah masing-masing. Sebab, kalau untuk  fogging ada aturan dan ketentuan yang harus dilakukan dan tidak sembarangan," Bebernya.

Dirinya juga membeberkan aktifitas nyamuk aedes aegypti berbeda dari nyamuk pada umumnya, untuk itu masyarakat harus cermat dan dapat mengantisipasi dengan aktifitas nyamuk tersebut. 

"Untuk nyamuk aedes itu sendiri biasa aktif pada jam tertentu, untuk pagi sampai jam 10 pagi, dan sore hari dari jam 14.00 wib hingga jam 16.00 wib," Bebernya. 

Dijelaskan M Fahri, pihak Dinkes Kepulauan Meranti bersama dengan puskesmas setempat juga gencar dalam memberikan pemahaman sosialisasi kepada masyarakat. 

"Memang untuk memberikan pemahaman kita gencar dan rutin per-triwulan sekali dalam kurun waktu setahun. Dan memang pemberian bubuk abate itu minimal 3 bulan sekali," Jelasnya. 

Dari rincian data yang ada di Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, dari 31 kasus DBD tahun 2024 tersebut. Dari jumlah itu, Tebing Tinggi menjadi kecamatan yang paling banyak teridentifikasi DBD yakni sebanyak 23 kasus. 

Selain itu, sepanjang tahun 2024, Bulan Oktober menjadi bulan terbanyak yang teridentifikasi kasus DBD yakni dengn jumlah 5 kasus. Beruntungnya, dari kasus yang ada, tidak adanya korban jiwa. 

Memang jumlah tersebut lebih sedikit ketimbang tahun lalu (2023, red). Namun M Fahri menampik jumlah tersebut bisa saja ada beberapa kasus yang terjadi namun tidak masuk dari data Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti. 

"Bisa saja ada orang terjangkit, namun tidak masuk dari data dan bisa disembuhkan dengan secara mandiri, tidak sampai dirawat," Katanya. 

Untuk itu, M Fahri tidak henti-hentinya mengingatkan dan menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti agar dapat merubah mindset dengan sering menerapkan hidup sehat dengan cara penerapan pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M (menguras menutup dan mengubur). 

"Kita harap masyarakat dapat sadar untuk menerapkan hidup sehat, baik diri  sendiri maupun lingkungan. Serta daya tahan tubuh perorangan juga perlu ditingkatkan," Harapnya.