Pemko Pekanbaru Minta Bantuan Provinsi Terkait Alat Berat di TPA Rusak

Riaumandiri.co - Dua unit alat berat yang beroperasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar rusak pada akhir pekan kemarin. Akibatnya sampah menggunung dan proses pembongkaran sampah dari truk ke TPA sempat terganggu.
Truk pengangkut sampah harus antri lama untuk membongkar sampah ke TPA. Kondisi itu membuat Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Roni Rakhmat turun langsung ke TPA Muara Fajar.
Dirinya bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru, meminta bantuan pinjaman alat berat ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
"Karena alat berat rusak jadi sampah menggunung. Kita sudah minta bantuan ke provinsi dan pihak swasta," kata Roni Rakhmat, Senin (16/12).
Alat berat harus segera diturunkan, agar tumpukan sampah di sana tidak mengganggu proses bongkar truk pengangkut sampah dari lingkungan masyarakat.
Roni menyebut, sejumlah alat berat telah dipinjam dan sudah beroperasi di TPA. Langkah awal dilakukan pembersihan sampah di area bongkar agar truk bisa masuk ke sana.
"Sekarang sudah dilakukan pembersihan di lokasi supaya armada bisa bongkar. Sudah tidak ada kendala lagi," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, sekitar 30 unit kendaraan pengangkut sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tak bisa membongkar muatan, Jumat,(13/12), malam, akibat dua unit alat berat yang beroperasi di sana dalam kondisi rusak.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru, Wendi Yuliasdi, dikonfirmasi mengatakan, kerusakan dua alat berat itu sudah terjadi sejak pagi.
" Sejak tadi pagi rusak," singkat Wendi.
Ditanya, kerusakan seperti apa yang terjadi terhadap dua unit alat berat tersebut, Wendi, menjelaskan, satu unit alat berat itu dalam kondisi putus rantai dan satunya lagi mengalami bocor oli.
"Alat berat di TPA rantainya putus dan yang satu lagi bocor oli. Walaupun alat berat yang bocor oli ini bisa dinyalakan tapi biayanya sangat besar kalau dipaksa beroperasi. Sebab, dalam rentang waktu dua jam alat itu butuh sekitar 30 liter oli. Kerusakan itu berasal dari kebocoran pada sealboom excavator, dan kerusakan di tracklink pada bulldozer," katanya.
Wendi, mengakui, kerusakan dua unit alat berat tersebut sangat berpengaruh besar terhadap aktivitas di TPA.
"Kami sudah berupaya maksimal untuk menangani persoalan di TPA ini. Tapi sampai saat ini belum bisa untuk menyelesaikannya secara menyeluruh. Koordinasi bersama pimpinan juga sudah dilakukan dan kami akan mendukung semua kebijakan yang akan diambil," tutup Wendi.
Salah seorang sopir pengangkut sampah yang meminta namanya tak ditulis, mengatakan, sudah mengantri lama karena tak bisa membongkar sampah dari kerusakan dua alat berat itu.
"Dari tadi antri lama tak bisa bongkar. Saya dapat info katanya ada satu alat lagi pinjaman dari perusahaan tapi tampaknya tak bisa maksimal beroperasi karena cuma bisa membantu bongkar saja dan tak bisa untuk mendorong ke area pembuangan," kata sopir itu.