11 Ribu Pasukan ISIS Siaga

11 Ribu Pasukan ISIS Siaga

Riaumandiri.co - Sebanyak 11 ribu pasukan ISIS sedang dilatih di kamp-kamp Amerika di wilayah tersebut untuk memasuki Irak sesegera mungkin, kata mantan komandan utama Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Mohsen Rezaei.

Berbicara pada Pameran Dirgantara Internasional Iran ke-12 pada  Selasa (11/12/2024 ) pagi, Rezaei mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir, 250 titik infrastruktur di Suriah diserang oleh Israel, Amerika Serikat , dan kelompok-kelompok teroris, dan semua pusat penelitian militer Suriah dihancurkan secara total.

Dilansir dari Mehr News Agency, Rabu (11/12), mengatakan bahwa peristiwa baru-baru ini yang terjadi di Lebanon dan Suriah mungkin akan terjadi di Irak dalam waktu dekat, dia menambahkan bahwa ada tanda-tanda yang jelas tentang ketakutan musuh terhadap kemerdekaan negara-negara di kawasan itu, dan mereka akan mengerahkan semua upaya mereka untuk melemahkan mereka.


Merujuk pada informasi yang diterima dari kamp-kamp Amerika di wilayah tersebut, dia menggarisbawahi bahwa 11 persen pejuang ISIL sedang dilatih di kamp-kamp Amerika di wilayah tersebut untuk memasuki Irak sesegera mungkin.

Ketidakamanan di kawasan ini akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada negara-negara dan negara-negara di kawasan ini harus menyadari bahwa Amerika Serikat dan sekutunya berusaha untuk melemahkan negara-negara dan menjarah harta benda mereka.

Pemerintah Suriah jatuh pada hari Ahad pagi dalam sebuah akhir yang mengejutkan bagi kekuasaan Presiden Bashar al-Assad selama 24 tahun di negara Arab tersebut setelah kelompok teroris Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) menyerbu dan merebut ibukota Damaskus.

Sementara itu, Iran terus memantau situasi di Suriah, kata juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani, yang menegaskan kembali dukungan Teheran terhadap integritas teritorial Suriah dan hak rakyatnya untuk menentukan nasib sendiri.

Berbicara pada sebuah konferensi pers pada hari Selasa, Fatemeh Mohajerani mengatakan bahwa Suriah mengalami pergantian rezim karena tentaranya tidak mampu atau tidak mau melawan militansi bersenjata.

Dia mencatat bahwa Iran memantau perkembangan di Suriah dengan seksama, sementara Iran percaya bahwa rakyat Suriah memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.

"Hubungan kami dengan Suriah didasarkan pada rasa hormat, persatuan, dan kedaulatan nasional dan integritas teritorial Suriah," tambahnya.