Ini Tanggapan Iran Soal Rezim Assad Tumbang

Ini Tanggapan Iran Soal Rezim Assad Tumbang

Riaumandiri.co - Rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah akhirnya tumbang. Tidak ada pembelaan berarti yang dilakukan sekutu Assad, Iran dan Rusia seperti terjadi pada 2011 silam. "Nasib Suriah adalah tanggung jawab rakyat Suriah dan harus dilaksanakan tanpa paksaan asing atau intervensi destruktif," kata Kementerian Luar Negeri Iran, Ahad (8/12).

Menurut Kemenlu Iran diperlukan penghentian konflik militer sesegera mungkin, pencegahan aksi teroris, dan dimulainya perundingan nasional dengan partisipasi semua lapisan masyarakat Suriah untuk membentuk pemerintahan inklusif yang mewakili seluruh rakyat Suriah.

Teheran terus mendukung mekanisme internasional, khususnya resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, untuk menjalankan proses politik di Suriah, tambahnya.


"Hubungan yang telah lama terjalin dan bersahabat antara negara-negara Iran dan Suriah diperkirakan akan terus berlanjut berdasarkan pendekatan yang bijaksana dan berpandangan jauh ke depan dari kedua negara," kata kementerian itu juga.

Iran akan melanjutkan konsultasinya dengan semua pihak berpengaruh, terutama di kawasan, untuk membantu membangun keamanan dan stabilitas di Suriah, demikian kesimpulan kementerian tersebut.

Teheran diketahui tengah repot dalam membantu pertempuran Hizbullah melawan Israel. Sementara Rusia sibuk dalam perang melawan Ukraina. Rusia dan Iran tak lagi mengirimkan bantuan tantara.

Presiden terpilih AS Donald Trump menyebut Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melarikan diri dari negaranya. Assad telah kehilangan dukungan dari Rusia. “Assad sudah hilang,” katanya di platform X miliknya.

“Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak tertarik untuk melindunginya lagi.”

David Des Roches, seorang profesor madya di Near East South Asia Center for Security Studies, mengaitkan keberhasilan serangan kilat pemberontak Suriah karena kurangnya moral dan kepemimpinan dalam tentara Suriah.

"Jika kita kembali ke intervensi pasukan Iran dan Rusia tahun 2014, kita mulai mendengar laporan tentang bagaimana pasukan rezim Arab Suriah pada dasarnya tidak dipimpin dengan baik, dan lebih tertarik memeras uang suap dari penduduk sipil daripada benar-benar bertempur," ujarnya dilansir Aljazirha.

Saat itu, Pertempuran sebenarnya justru dilakukan oleh proksi yang dipimpin Iran yang didukung oleh kekuatan udara dari Rusia. Bukan dari tantara pemerintahan Bashar al-Assad.

"Ketika kekuatan udara Rusia disingkirkan, seperti yang telah terjadi, dan proksi yang dipimpin Iran tidak dapat terlibat dalam pertempuran, yang tersisa adalah demoralisasi, kepemimpinan yang buruk, perlengkapan yang buruk, dan institusi yang benar-benar korup," katanya.

"Dan orang-orang tidak mau mengambil risiko dalam situasi seperti itu."