Potensi Longsor-Banjir di Perbatasan Sumbar-Riau, BMKG Riau-BPBD Limapuluh Kota Ingatkan Kewaspadaan
Riaumandiri.co - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat (Sumbar) menghimbau kepada pengendara maupun masyarakat di perbatasan Sumbar-Riau. Hal itu mengingat curah hujan serta angin kencang yang melanda Sumbar dan Provinsi Riau, Kamis (14/11).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD 50 Kota, Rahmadinol menghimbau kepada masyarakat agar waspada bencana banjir dan potensi longsor di perbatasan Sumbar-Riau. "Berdasarkan rilis dari BNPB dan BMKG untuk wilayah Sumatera Barat khususnya masyarakat Kabupaten 50 Kota kita waspada banjir," katanya.
Ia juga menyebutkan curah hujan yang tinggi sepekan terakhir membuat Kabupaten 50 Kota yang merupakan perbatasan Sumbar-Riau rawan bencana banjir. "Hal ini dibuktikan dengan curah hujan sepekan terakhir sedang hingga tinggi," lanjut Rahmadinol.
BPBD 50 Kota juga menghimbau agar masyarakat di bantaran sungai untuk waspada dan bersiap evakuasi dini. "Kami juga menghimbau warga yang di bantaran sungai untuk selalu berhati hati dan waspada, dan agar siap evakuasi secara dini," ujarnya.
Dikabarkan sebelumnya, sepanjang jalan nasional Sumbar-Riau, ada puluhan titik rawan longsor. Mulai dari Hulu Aia hingga sampai ke perbatasan.
“Kita selalu imbau pengguna jalan tetap waspada, perbanyak membawa bekal sehingga apabila longsor terjadi bekal bisa dimanfaatkan sampai bantuan datang,” katanya lagi.
BPBD Limapuluh Kota juga siaga 24 jam untuk antisipasi terjadinya bencana. Kemudian, melakukan koordinasi dengan lintas sektor sebagai bentuk tanggap darurat bencana.
“Mudah-mudahan, bencana terhindar di daerah kita. Terpenting tingkatkan kewaspadaan terhadap bencana,”ujar Ramadinol.
Selaras dengan BPBD 50, Provinsi Riau, memasuki musim penghujan yang disertai dengan angin kencang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Riau kembali mengeluarkan peringatan waspada potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru Irwansyah Nasution menjelaskan, hidrometeorologi mencakup fenomena yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), dan lautan (oseanografi).
‘’Masyarakat harus mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas,’’ ujarnya, Selasa (12/11).
Dikarenakan perubahan cuaca masih dapat terjadi, untuk itu mari kita selalu menjaga kesehatan. Selain itu dikarenakan musim hujan masih dapat berlangsung maka tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor serta selalu bawa perlengkapan hujan dalam kendaraan,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan BMKG, cuaca di wilayah Riau beberapa hari terakhir masih terpantau adanya hujan pada malam hingga dini hari dengan intensitas sedang. Curah hujan 20 mm hingga 50 mm per hari. Ini terjadi di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kampar, Pelalawan, Bengkalis, Siak, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kuantan Singingi, dan Kota Pekanbaru.
Untuk Dipole Mode Index (DMI) bernilai negatif 0,7, kondisi ini menunjukkan bahwa suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian Barat. Hal ini dapat memengaruhi aktivitas pembentukan awan konveksi di wilayah Provinsi Riau. Untuk MGO saat ini berada pada fase 8, kondisi ini tidak berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Riau.
Sedangkan untuk pola angin terpantau masih adanya daerah belokan dan pertemuan angin yang mendukung proses pembentukan awan hujan di wilayah Provinsi Riau. Berdasarkan beberapa kondisi atmosfer secara global maupun sinoptik perkiraan cuaca, Rabu (13/11) diperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kepulauan Meranti, Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, dan Pekanbaru.