Harga Tiket Pesawat Naik Tahun Depan, Ini Pemicunya

Harga Tiket Pesawat Naik Tahun Depan, Ini Pemicunya

Riaumandiri.co - Harga tiket pesawat akan naik pada tahun depan, ini seiring dengan adanya kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan kenaikan tarif PPN akan membuat harga tiket pesawat lebih mahal. Padahal, tiket pesawat domestik Indonesia termasuk yang paling tinggi.

Ia menyebut PPN merupakan salah satu komponen penambah harga tiket pesawat, di luar tarif yang sudah ditetapkan maskapai.


"Tolong siap-siap sebentar lagi PPN akan naik dari 11 (persen) ke 12 persen, tiket pesawat sudah pasti naik," kata Irfan, Senin (11/11).

Menurutnya, harga tiket penerbangan domestik yang dijual maskapai sejak 2019 lalu hingga 2024 ini belum berubah. Namun, kenaikan tarif PPN akan membuat harga akhir tiket semakin mahal.

"Kita tidak pernah keluar dari rambu-rambu harga tiket yang diatur oleh pemerintah. Dari 2019. Nggak pernah naik. Tapi pajak masuk (tambahan biaya dari PPN), kena pajak," terangnya.

Bos Garuda itu menyebut kenaikan tarif PPN jadi 12 persen hanya akan berdampak pada tiket pesawat domestik. Sedangkan tiket pesawat tidak mempengaruhi tiket pesawat untuk rute luar negeri. Sebab, rute internasional tidak dikenai pajak baik PPN maupun pajak pembelian avtur.

"Avtur yang kita beli untuk penerbangan domestik itu kena pajak. Avtur kita terbang ke Singapura, nggak kena pajak. Tiket kita jual ke Balikpapan, kena pajak. Kita jual ke Shanghai, nggak kena pajak," terangnya.

Irfan mengklaim Garuda Indonesia belum pernah menaikkan harga tiket pesawat di luar ketentuan tarif batas atas (TBA) yang berlaku.

Ia mengakui maskapai harga tiket yang dijual memang mengambil titik maksimal dari TBA. Ini dilakukan demi mengejar keuntungan yang semakin tipis imbas berbagai faktor.

"Jual tiket itu margin-nya single digit, oleh sebab itu ketika permintaan-permintaan harga tiket terus menerus turun buat kita nggak ada pilihan lain kecuali bertahan, dan memang nggak ada pilihan lain," ujarnya.

"Jadi ini yang kita lakukan sebagai suatu perusahaan untuk memastikan tanggung jawab kita kepada para investor dan publik bahwa perusahaan dijaga dan dipastikan dari waktu ke waktu akan meningkatkan profitability-nya," pungkasnya.