Ternak Warga di Pekaitan Diduga Dimangsa Buaya

Ternak Warga di Pekaitan Diduga Dimangsa Buaya

Riaumandiri.co - Keganasan buaya di Sungai Rokan,  Kabupaten Rokan Hilir kian menjadi-jadi. Tak hanya menerkam warga, bahkan hewan ternak pun ikut disikat.

Kondisi itu yang kini dirasakan masyarakat di Suak Air Hitam, Kecamatan Pekaitan.

Di daerah ini, habitat buaya muara tergolong banyak. Tidak saja berdiam di sepanjang Sungai Rokan, predator ini juga sudah berkembang biak di anak-anak sungai bahkan ke parit galian atau beko, yang berfungsi menyuplai air irigasi menuju lahan pertanian atau kebun warga.


Di kawasan ini, warga pemilik hewan ternak sudah resah. Pasalnya hewan peliharaan mereka seperti sapi, kambing hingga ayam juga mulai diburu kawanan buaya tersebut.

Seperti pada Sabtu (9/11) pagi, seekor sapi milik warga bernama Syamsul, menjadi korban keganasan buaya.

Hewan memamah biak itu dimangsa buaya saat berada di areal kebun milik warga, tepatnya di Navigasi 18 (N18), Kepenghuluan Suak Air, Kecamatan Pekaitan.

"Sebenarnya warga sejak lama sudah melihat buaya itu mengejar-ngejar ternak. Bahkan kami juga ikut dikejar,” ungkap Ahmad Nur, salah seorang warga N18.

Pernyataan itu dibenarkan Syafitri,warga lainya. Warga Pekaitan lainnya, Bina Syahputra menambahkan, keberadaan buaya-buaya tersebut jumlahnya semakin banyak setelah banjir.

"Pasca banjir besar yang cukup lama kemarin, buaya sungai Rokan itu sampai ke parit galian navigasi dan anak-anak sungai. Kan buaya kalau bertelur naik ke darat, sekarang ini yang terjadi,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini daerah-daerah yang berada di pinggiran sungai, parit galian atau navigasi,sudah tidak aman lagi bagi masyarakat.

Karena sewaktu-waktu buaya bisa saja datang menyerbu. Tidak hanya warga, hewan ternak pun kini sudah terancam.

Warga Kecamatan Pekaitan ini menyebutkan buaya-buaya ini semakin banyak terlebih pasca banjir beberapa waktu lalu.

"Buaya sungai sudah sampai ke parit dan galian navigasi, anak sungai,sebab kebiasaan buaya bmjika akan bertelur akan ke darat," ujar Syafitri.

Kini pinggiran sungai,parit galian, navigasi tidak aman lagi bagi masyarakat akibat keberadaan hewan gladiator bergigi tajam ini yang kapan saja akan memakan korban.

Sejauh ini, belum tampak ada tanda-tanda gerak cepat pemerintah daerah, kecamatan hingga kepenghuluan mengatasi permasalahan tersebut.

Upaya yang telah dilakukan baru sebatas membuat baliho dan papan peringatan untuk tidak beraktivitas di sungai, parit dan navigasi supaya terhindar dari serangan buaya.