Kepemimpinan Baru, Pengamat Pendidikan: Tingkatkan Nilai PISA dan Transformasi Digital

Kepemimpinan Baru, Pengamat Pendidikan: Tingkatkan Nilai PISA dan Transformasi Digital

Riaumandiri.co - Kepemimpinan Indonesia akan beralih tepat tanggal 20 Oktober 2024 dari Jokowi kepada Prabowo Subianto. 

Ibarat kapal, arah Indonesia itu tentu akan bergantung pada sang nahkoda Prabowo Subianto. 

Secercah kebijakan baru pun muncul, menyoroti soal pendidikan. Prabowo berencana akan memecah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi tiga. 


Diantaranya adalah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendasmen) , Kementerian Kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset. 

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Pendidikan Riau, Afrianto Daud menilai pemecahan postur departemen Pendidikan tentu sangat tidak efisien dari segi anggaran. 

Namun, ia menilai sisi positifnya adalah pemerintah lebih fokus dan spesifik, mengingat pendidikan itu mencakup hal yang sangat luas. 

"Ya ada plus minusnya sebenarnya, di satu sisi tidak efisien, menambah postur departemen, tentu nambah pejabat baru, nambah anggaran," kata Afrianto Daud. 

"Sisi baiknya Kementerian Pendidikan lebih fokus hal spesifik. Karena pendidikan itu luas. Dari tingkat TK, SD sampai perguruan tinggi, mengurusnya begitu kompleks," sambungnya.

Kemendasmen menjadi kunci dasar pertumbuhan generasi emas Indonesia tahun 2045 mendatang. 

Kepemimpinan kementerian tersebut turut disorot, yakninya dipimpin oleh Muhammadiyah Afrianto Daud menilai Muhammadiyah sangat layak dan pantas memegang ranah pendidikan. Ia menilai kuatnya kerangka pendidikan di Muhammadiyah telah terbukti menghasilkan tokoh bangsa. 

"Tokoh Muhammadiyah punya rekam jejak yang kuat di pendidikan, kurikulum 2013 itu M Nuh yang buat, luar biasa, saya rasa perlu diapresiasi," katanya. 

Ia menyebut menjadi seorang Menteri Pendidikan tentu tak lepas menyiapkan sumber daya manusia yang bisa survive di dunia pekerjaan. 

"Jadi Menteri Pendidikan harus punya strategi membentuk SDM ke depan, menyiapkan peserta didik untuk bisa survive di dunia dengan skill yang dibutuhkan," katanya. 

Pengamat Afrianto juga menilai pendidikan tak hanya serta merta duniawi saja, namun perlu pembelajaran eksplisit mengenai moral dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

"Jangan lupa bahwa pendidikan tak serta merta membentuk SDM, tapi juga eksplisit menjadikan anak didik yang bertakwa, dan sangat menghormati nilai agama," katanya. 

"Dengan dipimpinnya Kemendasmen oleh Prof Abdul Muti semoga khittah pendidikan bisa seimbang antara SDM yang mumpuni maupun bekal iman dan takwa," sambungnya. 

Harapannya pendidikan dibawah arahan Prabowo Subianto mampu meningkatkan skor PISA dengan meningkatkan literasi dan numerasi. 

"Prinsipnya harapan kita bagaimana Indonesia bisa lebih baik lagi kemampuan literasi dasar dan numerasi. Nilai PISA kita bisa meningkat," sebutnya. 

Transformasi digital juga harus dilakukan, lantaran pendidikan perlu diintegrasikan dengan dunia digital. "Dunia pendidikan harus terintegrasi ke dunia digital," kata Afrianto Daud. 

Terakhir, Perlu inovasi dan cara baru untuk mempercepat perkembangan kualitas pendidikan anak Indonesia.